MAJALAH HATI BERIMAN "MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA"

23 November 2007

Demam Bunga Anturium, Perspektif Sosiologi



Oleh Tri Kadarsilo







Bunga anturium, dikatakan sebagai “Rojo Godong” (Suara Merdeka, 28 Oktober 2007) karena mengalahkan semua harga pelbagai tumbuh an bunga dewasa ini. Harga sebuah anturium di tentukan oleh umur, jumlah dan lebar daun. Sebuah indukan bisa mencapai harga dari ju taan hingga Rp 1,25 milyar (Kompas,28 Oktober 2007). Harga anturi um saat ini bombastis karena tanaman bukaniah sumberdaya langka, karena bisa dibiakkan dan varietasnya (cuitivar) bisa dikembang kan. Harganya bisa fantastik oieh hadirnya faktor X, bukan semata oleh mekanisma faktor permintaan-penawaran,dan bukan juga oleh adanya kasiat dalam tumbuhan tersebut. Demam anturium, bisa dikatakan sebagai mode yang dengan tak senga ja telah menghadirkan segmen baru pada sebagian limas struktur ma syarakat kita. Mereka adalah para penangkar dan pemelihara, peng gemar, pedagang dan perantara. Serta kelompok peneuri berspesiaii sasi anturium (Kompas,4 Nopember 2007). Masing-masing dalam kadar kriteria kawakan atau pendatang baru.Fenomena ini, oleh sebagian anggota masyarakat diramai, dispekula si sebagai tanda jaman.Tulisan berikut hanya akan membahas fenomen demam anturium dari aspek sosioiogi demam anturium sebagai ' “mode”

Dari aspek hobiis, dan pertimbangan harga, membeli dan meme lihara anturium boleh jadi adalah penanda 'kekuatan' status sosi al-ekonomi, ketrendian pemilik, dan ingin menangguk keuntungan be sar dalam waktu dekat. Mereka itu penggemar berperiiaku modis. Di pengaruhi oleh ombyak masyarakat. Mereka sadar bahwa disuatu hari kemudian akan muneul jenis tanaman lain yang akan menggesernya. Berupa tanaman perdu pajangan halaman, atau tanaman pot untuk hia san luar atau di dalam rumah, bolehjadi harganya murah, eksotis, dan berdaya guna.

Tahun 1970-an disukai (pohon) Nusaindah berbunga jambon kekuning an dan kuning gading, kerimbunan bunga diujung ranting menandakan kesejahteraan pemiiik. Tahun 1980-an disenangi bunga bogenviel mambo, dengan teknik stek tempei dalam satu batang bisa muncul bunga lebih dari satu warna. Dimitoskan bungakertas ini baraura panas, kurang penguntungkan ba gi keluarga yang memiliki remaja perempuan. Tahun 1990-an masyarakat gemar peibagai jenis pohon palem-palem an, pelbagai jenis kamboja dan cemara-bonsai.

Tahun 2000-an semakin banyak macam jenis bunga populer seperti sembqjajepang (adenium), aglomena, eforbia, dan pilodendron. Pada kurun waktu itu juga muncul 'demam' tumbuhan obat makuto-dewa de ngan harga murah meriah. Sebuah indukan telah berbuah dalam pot besar paling seharga Rp 25.000,-. Kini makutadewa sudah <>

Memelihara anturium sebagai 'mode' dalam sistem taman dan pethetan di perumahan adalah resultante di antara relasi pelbagai elemen penggerak mekanisme pasar. Mereka adaiah para penangkar dan pemeiihara, penggemar, pedagang dan perantara, media pemberi taan, serta mudahnya informasi tentang pemeiiharaan dan pemasaran tanaman tersebut dari buku dan enteraet. Masing-masing bekerja pa da level dan fungsinya sendiri.

Agar tanaman bisa menjadi mode diperlukan pelbagai syarat, misal nya pemeiiharaan gampang, mudah diperbanyak dengan mengghasiikan variasi baru.

Disisi lain mode memelihara tanaman pot gampang teltular diantara warga oleh 'faktor-kebetuian'; kebanyakan rumah tinggal sekarang ini lahannya cukup kecil, sehingga pertamanan harus ditata sera pi, seefisien dan semenarik mungkin dengan pelbagai-jenis tanaman ngetren. Misalnya, rumah bertipe kecil terkadang terasdepan di-fungsikan sebagai ruangtamu merangkap taman; ruang makan menempa ti terasbelakang dikombinasikan dengan taman. Awalnya konstraksi penataan dan pemilihan tanaman merupakan ekspresi individuals tik yang akhirnya menjadi 'tipologi tipikai'. Tentu juga 'sifat meniru' individu dan kepadatan pemukiman berpe-ngaruh terhadap percepatan menyebaran mode bertanam anturium ini.

Fenomena demam anturium bisa diterangkan juga dari segi hadir nya 'unsur godaan' berpengaruh kedalam faktor permintaan pada sistim libidonomik yang kapitaiistik. Berupa, misalnya, sikap berle bihan meniru, menjipiak, keinginan mengeruk keuntungan sebesar dan secepat mungkin. Profesi digarap dadakan, misalnya menjadi pe melihara dan penangkar, berdagang dan perantara, bahkan spesialis pencuri anturium.

Dalam kondisi demikian, diduga mereka yang berprinsip 'eling dan waspada' akan survive, mereka adaiah para pemain-lama non-dadak an. Dipastikan mode-anturium berlahan akan surut, para pendatang-baru tentu akan ketinggalan dan usahanya menjadi tidak efisien lagi, baik untuk mengejar tren ataupun hasii finansial. Mereka harus bersabar menunggu anturium ngetren lagi.

Penulis adalah Tri Kadarsilo

Tidak ada komentar:

 
template : Copyright @ 2010 HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. All rights reserved  |    by : boedy's