Luar biasa. Warga Salatiga mungkin tidak munduga kalau kota kecil di kaki gunung Merbabu ini ditemukan kasus HIV-AIDS. Tidak main-main, Dinas Kesehatan Kota mencatat terdapat 65 kasus HIV-AIDS di Salatiga.
Kepala Dinas Kesehatan Kota dr. Suryaningsih, M.Kes, didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dr. Errytrina Whisma membenarkan bahwa pada tahun 2007 ini ditemukan 65 kasus. Yakni, heterosex sebanyak 19 orang (28 %); penasun / IDU 39 orang (60 %); homosex 5 orang (8 %); dan perinatal 2 orang (3 %). Dengan demikian, Salatiga menjadi kota nomor 6 di Jawa Tengah yang rentan HIV-AIDS.
“Meski demikian, kita tidak perlu panik. Saya percaya, dengan pengetahuan yang cukup tentang HIV-AIDS masyarakat dapat mencegah peningkatan kasus ini,” ujarnya.
Dikatakan Suryaningsih, berbagai upaya penanggulangan HIV-AIDS dilakukan Dinas Kesehatan Kota bersama LSM. Komisi Penanggulangan HIV-AIDS sudah terbentuk sejak tahun 1994 di Salatiga, lokasi kantor ada di Dinas Kesehatan.
Komisi ini merupakan suatu lembaga yang melakukan upaya penanggulangan HIV-AIDS. Komisi ini memantau, mengkoordinir serta mengevaluasi pelaksanaan pencegahan HIV-AIDS yang dilaksanakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) peduli AIDS di Salatiga.
Ada beberapa LSM peduli AIDS di Salatiga. Antara lain, LSM Tegar (mendampingi WPS); LSM Mitra Alam (mendampingi pengguna narkoba suntik/PENASUN); LSM Graha Mitra (mendampingi WARIA); LSM Gessang (mendampingi MSM / man who have sex with man); LSM Untitled (mendampingi kelompok sebaya ODHA/orang dengan HIV-AIDS); LSM Binterbusih (mendampingi mahasiswa dari daerah tertentu); LSM WCTUI (mendampingi dan counseling korban narkoba); Klinik IMS/Infeksi Menular Seksual dan VCT Sidorejo Lor (mengadakan pemeriksaan IMS/Infeksi Menular Seksual dan VCT/Voluntary Counseling and Testing); Klinik IMS RSUD (pelayanan counseling); Klinik IMS Green Care RS Dr.Asmir (pelayanan counseling).
TIDAK MUDAH MENULAR
Sebenarnya virus HIV tidak mudah menular seperti penularan virus influenza. Virus HIV ini terdapat dicairan sperma, cairan vagina, darah dan air susu ibu. Penularan HIV terutama berlangsung dengan beberapa cara.
Pertama, melalui hubungan seksual (homo atau hetero seksual) dengan seorang yang tubuhnya mengidap HIV. Kedua, transfusi darah yang mengandung virus HIV. Ketiga, melalui alat suntik atau alat tusuk lainnya (akupunktur, tindik) bekas dipakai orang yang mengidap virus HIV. Keempat, pemindahan virus dari ibu hamil yang mengidap virus HIV kepada janin yang dikandungnya.
Sementara itu, virus HIV tidak bisa menular lewat kontak sosial seperti, hidup serumah dengan penderita AIDS, bersenggolan dengan penderita, bersentuhan dengan pakaian dan barang-barang bekas penderita AIDS, berjabatan tangan, penderita AIDS bersin atau batuk di dekat kita, berciuman, makanan dan minuman, gigitan nyamuk dan serangga lain, dan sama-sama berenang di kolam renang.
Untuk menghambat laju penyebaran HIV-AIDS dengan cara A B C D E yaitu; ABSTINENT (tidak berhubungan seksual bebas), BE FAITHFUL (setia dengan pasangannya), CONSISTENT (konsisten menggunakan alat pelindung kondom), DON’T use sharing needle (jangan gunakan jarum suntik tidak steril), dan EDUCATION (embuskan informasi HIV-AIDS).(ano/erry)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar