Sarwono, SE anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Salatiga memiliki pandangan berbeda dalam menyoroti pembangunan yang ada di Salatiga, saat ditemui di ruang kerjanya baru-baru ini.
Dalam pengalokasian pembangunan, utamanya sektor fisik, Sarwono menilai pemerintah Kota Salatiga belum fokus ke masyarakat kecil. Pembangunan yang sudah terlaksana belum menunjang roda perekonomian masyarakat, terlebih lagi yang pinggiran. “Kebanyakan masyarakat kita bergerak di sektor ekonomi mikro, seperti bertani, beternak, dan berdagang kecil-kecilan. Seharusnya mereka yang harus menjadi tujuan utama pembangunan” tukasnya.
Memang Salatiga pada waktu ini masih terlihat berkonsentrasi pada pemmbangunan bersifat makro. Misalnya perbaikan jalan, saluran air dan yang baru terlihat adalah perombakan lapangan Pancasila serta pekerjaan rahab Pasar Andong dan Pasar Banyu Putih.
Dari paparan yang disampaikan Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Salatiga, Lapangan Pancasila nantinya akan dibangun dengan design berbagai kebutuhan. Disana akan tercakup beberapa fungsi yang tidak hanya mempercantik kota, namun juga sebagai salah satu roda penggerak sektor ekonomi.
Ruang untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) tetap ada, demikian juga arena bermain anak serta lintasan olahraga jogging. Disisi lain nantinya di sebelah selatan lapangan rencananya juga akan didirikan mall, semoga dengan begitu keramaian akan tetap memberikan keuntungan bagi PKL.
Dalam melakukan perencanaan pembangunan, Sarwono menyampaikan kunci keberhasilan yaitu bertumpu pada tiga pertanyaan, pembangunan untuk siapa?, anggaran dari mana?, dan siapa yang melaksanakan. “Jika ketiga pertanyaan tadi bisa terjawab dalam perencanaan pembangunan, maka hasilnya juga akan maksimal. Suatu missal, pembangunan untuk petani, maka yang dibangun juga harus menyentuh langsung ke petani, serta wujudnya dapat dimanfaatkan untuk mendukung sektor pertanian, misal saluran air menuju area persawahan. Kemudian baru dapat di ketahui darimana angaran dan dinas mana yang akan melaksanakan pembangunan” jelasnya.
“Jadi jangan sampai tujuan pembangunan sebenarnya untuk petani tapi pelaksanaan pembangunan kurang bermanfaat bagi petani. Hal tersebut akan mubadzir, karena besar kemungkinan pada periode kedepan akan ada penganggaran untuk pembangunan sejenis” tambah Sarwono.
“Demikian pula dalam memperhatikan masyarakat home industri, pemerintah juga diharapkan bisa mendukung mereka. Bisa saja memberikan pinjaman lunak serta membantu mencarikan solusi pemasarannya” tambah pria dengan hobi Campursari ini.
“Dalam permasalahan PKL pemerintah seharusnya juga dapat mengatasinya dengan pembinaan dan penyediaan lahan jualan yang representatif. Mereka harus dikelola, misalnya diberi pinjaman lunak juga serta diberi tempat, jangan sampai mereka mengganggu pengguna jalan dan masuk ke jalan raya” lontar Sarwono.
Secara otomatis bila ekonomi masyarakat meningkat, mereka akan tenang. Dengan begitu pembangunan yang dilaksanakan pemerintah juga tidak akan menemui hambatan karena masyarakat tidak melakukan protes. “Jika kebutuhan ekonomi masyarakat kita tercukupi, atau mereka memiliki pekerjaan tetap, kota kita juga akan kondusif. Bagaimana tidak, jika mereka diajak demo yang tidak begitu penting, mereka tidak akan mau sebab mereka memilih bekerja yang mendapatkan hasil nyata. Dengan begitu suasana Salatiga akan tentram, investor pun akan masuk karena merasa nyaman” akhir mantan Kepala desa ini. (lux)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar