MAJALAH HATI BERIMAN "MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA"

23 November 2007

Aku Nggak Mau Dibawa Ke Dokter Saraf


Ternyata sampai saat ini masih banyak orang yang berpendapat bahwa gangguan saraf selalu identik dengan gila. Sehingga bila ada tetangga atau teman yang tau bahwa sakitnya mungkin mengenai sarafnya, si pasien tidak mau di ajak ke dokter saraf, karena dia merasa tidak gila. .

Perlu kita ketahui, didalam tubuh kita gangguan saraf secara garis besar dibagi 2, yaitu :

1, Ganguan saraf pusat ( gangguan di otak dan medulla spinalis/ sumsum tulang belakang) : gangguan di otak bisa stroke penyumbatan atau perdarahan ( lumpuh sesisi tubuh , pelo dll) , tumor otak ( gejala: sakit kepala kronis makin lama makin berat, mata makin kabur dll ) , infeksi otak ( panas, kesadaran menurun, kejang dll ) , gangguan tumbuh kembang ( anak2 yang terlambat bisa merangkak, terlambat berjalan, terlambat bicara dll ) dan masih banyak gangguan otak lain seperti epilepsy dll. Gangguan daerah sumsum tulang missal tiba2 lumpuh ke2 kaki, tidak bisa kencing dll karena jatuh dari ketinggian ( misal dari atap, pohon,dll). Lumpuh ke2 kaki secara perlahan bisa karena tumor di sumsum tulang.

2. Gangguan saraf tepi. : antara lain lumpuh layuh, gringgingan/ kesemutan/ rasa tebal atau baal/ rasa panas kemranyas . nyeri : sekitar pergelangan tangan dll.

Pada kesempatan ini kita akan bahas sepintas misteri otak dan jiwa , disini saya akan memberi gambaran sepintas apa saja fungsi dan kerja otak, dan bagaimana hubungannya dengan jiwa. Apabila ada istilah yang tidak dimengerti itu nama bagian2 otak dan zat2 yang berpengaruh di otak .


Saya ingin mengajak pembaca untuk lebih mencermati informasi dan
analisa-analisa yang berasal dari sains tentang keberadaan Jiwa. Untuk itu,
kita akan banyak berbicara tentang Otak yang memang dicurigai banyak
berperan dalam berfungsinya Jiwa .

Ada kecurigaan yang masih perlu dikaji lebih mendalam, bahwa jiwa berada
di balik struktur otak manusia. Kenapa ada kecurigaan seperti itu? Karena
dalam berbagai data klinis yang dicermati oleh para dokter jiwa maupun
saraf, menunjukkan kaitan sangat erat antara kualitas Jiwa dengan kualitas
otaknya.

Jika otak seseorang mengalami gangguan secara medis, atau mengalami
kerusakan, maka diperoleh kenyataan bahwa orang tersebut juga mengalami
gangguan Jiwa seiring dengan bagian yang mengalami kerusakan.
Sebagai contoh, seseorang yang mengalami gangguan pada sel
otaknya. Karena kecelakaan sepeda motor, ia mengalami kerusakan sel
penciumannya. Sejak saat itu, dia tidak pernah bisa membau aroma apa pun
lewat hidungnya. Baginya aroma nasi soto tidak berbeda dengan aroma nasi
rawon atau nasi timlo. Dia sempat mengeluhkan kepada istrinya betapa tidak
enaknya mengalami gangguan semacam itu.
Secara sepintas, anda mungkin bertanya-tanya apa kaitannya dengan jiwa.
Sebenarnya fungsi penciuman (kefahaman terhadap aroma) adalah sebagian dari
fungsi Jiwa. Sebagaimana mata, telinga dan indera lainnya. Karena panca
indera adalah alat untuk berkomunikasi dengan dunia di luar tubuh seseorang.
Jika ia rusak, maka kualitas Jiwanya juga menjadi terganggu.
Contoh yang lebih jelas terlihat dari kasus kedua yang dialami oleh orang yang
terkena serangan stroke. Apa yang terjadi? Dia mengalami kerusakan pada bagian otak yang terkait dengan sel-sel memori bahasanya. Maka sejak saat itu, dia tidak ingat pada perbendaharaan kata-kata yang telah dipunyainya sejak kecil Dia tahu, faham dan mengenal suatu benda, tapi tidak pernah bisa menyebut
namanya. Ia selalu salah dalam menyebut nama benda apa saja. Bahkan, untuk menyebut nama istri dan anaknya pun dia lupa! Kalau pun
dia berusaha berbicara, kata-kata yang dia ucapkan itu tidak bisa dimengerti
sama sekali. Dia sangat menderita secara kejiwaan ( tetapi dia tidak gila ) karena apa yang dia maksudkan tidak bisa tersampaikan lewat kata – kata.

Saya kira, kini anda mulai bisa merasakan apa yang saya maksudkan. Bahwa
kerusakan struktur otak ternyata memberikan gangguan pada kualitas Jiwa
seseorang secara nyata. Dia tidak gila, tetapi mengalami gangguan kualitas
Jiwa.
Untuk mengatasi kesehatannya, pasien itu ditangani oleh beberapa
dokter, di antaranya adalah dokter saraf dan dokter Jiwa.

Pada kasus kasus yang lebih berat, Schizophrenia alias gila, para dokter
saraf ternyata juga menemukan kerusakan pada sel-sel otak si penderita. Ada
bagian-bagian otak yang bertanggung jawab pada emosi, rasa malu, sadistis,
perilaku tidak terkontrol, dan lain sebagainya mengalami kerusakan serius.
Dan kemudian ditandai dengan dilepaskannya zat-zat kimiawi tertentu di dalam
tubuhnya.
Pengobatannya, ternyata bisa dilakukan secara fisik dengan memberikan
obat-obat tertentu yang mengendalikan munculnya zat-zat pencetus 'kegilaan'
tersebut. Dengan demikian, terbukti bahwa gangguan Jiwa sangat erat
kaitannya dengan kerusakan struktur otak seseorang.
Dulu, bidang kesehatan yang menangani penyakit Jiwa ditangani oleh seorang
dokter penyakit Jiwa. Tapi kini, ditangani oleh dua bidang kesehatan yang
berbeda yaitu dokter saraf dan dokter Jiwa (psikiater). Dokter saraf
menangani gejala-gejala fisiknya, sedangkan psikiater lebih kepada fungsi
Jiwa alias psikis yang bersifat abstrak.
Dalam ilmu kedokteran disebut
sebagai Struktural (fisik) dan Fungsional (psikis).

Agar kita memiliki gambaran yang lebih konkret tentang struktur otak dalam
kaitannya dengan fungsi jiwa, berikut ini marilah kita cermati organ
terpenting yang ada di dalam kepala manusia itu.

Otak manusia berisi sekitar 100 miliar sel yang tersusun secara sangat
canggih. Miliaran sel itu memiliki fungsi kompleks sebagai pusat pengendali
seluruh aktivitas manusia. Mulai dari sekadar menerima sinyal-sinyal dari
berbagai sensor di badan kita, sampai pada proses pemahaman, analisa,
membuat keputusan, dan kemudian melakukan gerakan motorik.
Ya, di dalam otak inilah seluruh aktivitas manusia berpusat. Seluruh panca
indera kita dikendalikan oleh otak. Jika, sel-sel otak yang berkaitan dengan
panca indera itu rusak, maka fungsi indera kita juga bakal rusak atau tidak
berfungsi normal.

Katakanlah fungsi penglihatan. Meskipun organ mata kita sehat wal afiat( bisa melek, lensa dan retina bagus),tetapi kalau sel-sel pusat penglihatan kita yang berada di kulit Otak bagian belakang mengalami kerusakan, kita juga tidak akan bisa melihat.
Demikian pula dengan pendengaran. Komponen-komponen organ telinga semua bagus, mulai dari daun telinga, gendang telinga, sampai kepada 'kabel' saraf
penghubung ke pusat pendengarannya. Tapi kalau sel-sel di pusat
pendengaranya (kulit otak samping kiri) yang rusak, maka semua itu menjadi
tidak berguna, dia mengalami gangguan pendengaran.

Selain mengendalikan panca indera, dan sebagai pusat pemahamannya,. Otak
juga mengendalikan seluruh gerakan organ-organ tubuh. Gerakan tangan, kaki,
kepala, dan seluruh otot atau persendian dikendalikan dari otak. Orang-orang
yang terkena serangan stroke, dan kemudian mengalami kerusakan di pusat
kendali gerakan itu, dia bakal mengalami kelumpuhan. Ada yang lumpuh separuh
ada juga yang lumpuh total, seiring dengan tingkat keparahannya.
Lebih jauh, otak juga menjadi pusat bahasa. Mulai dari memori
perbendaharaan kata, pemahaman, sampai pada proses verbalnya. Pusat bahasa
ini menempati wilayah yang sangat luas di otak manusia. Di antaranya daerah
yang mengendalikan lidah dan tangan. Keduanya terkait dengan aktivitas
bahasa,yaitu berbicara dan menulis.
Lebih jauh, otak juga mengendalikan fungsi -fungsi yang lebih luhur dalam
kehidupannya. Salah satunya adalah yang berkaitan dengan emosi. Rasa senang,
bahagia, sedih, menderita, benci dan kasih sayang, semuanya dikendalikan
oleh pusat ingatan emosi di bagian otak yang disebut amygdala. Sedangkan
pusat ingatan yang bersifat rasional berada di bagian otak yang disebut
Hippocampus.

Kalau dipetakan mengikuti wilayahnya, maka otak manusia bisa dibagi
menjadi tiga bagian besar. Wilayah I, adalah kulit otak (cortex cerebri),
bagian terluar dari otak. Wilayah ini menjadi basis dari aktivitas yang
berkaitan dengan kemampuan rasional seseorang. Mulai dari kemampuan menerima
rangsang panca indera, memahaminya, menganalisa, dan kemudian merespon
secara motorik.


Wilayah II, adalah sistem limbik dan bagian lain di tengah otak yang masih
sangat misterius. Wilayah ini bertanggung jawab terhadap fungsi luhur yang
sangat erat terkait dengan emosi seseorang. Sikap jujur, adil, pemaaf,
mencintai, membenci, sedih, gembira, dan menderita diatur mekanismenya di
wilayah bagian tengah otak ini. Termasuk di dalamnya adalah amygdala sebagai
pusat ingatan emosi.
Artinya, munculnya rasa kasih sayang, keadilan, pemaaf, mendendam, rasa
bersalah, sedih dan gembira itu bukan hanya bersifat emosional belaka,
tetapi juga melibatkan pikiran-pikiran rasional kita.
Kenapa orang tertawa, ketika mendengar atau melihat sesuatu yang lucu?
Atau, kenapa kita menjadi berduka, ketika mendengar atau melihat sesuatu
yang menyedihkan? Semua itu, karena sudah ada memori tentang perasaan
seperti itu. di dalam memori sistem limbik. Kita tidak perlu
belajar tentang rasa itu.

Sistem nilai itulah yang menjadi acuan dan tolak ukur bagi otak untuk
mengatakan apakah sesuatu itu tergolong baik ataukah jelek. Dan kemudian,
menjadi acuan apakah sesuatu itu membahagiakan ataukah menyengsarakan.

Kemudian, berdasarkan 'memori rasa' di dalam sistem limbik itu, muncul
perintah lewat sistem endokrin (kelenjar hormon, enzim, dlsb) yang
berpengaruh kepada seluruh organ tubuh seperti jantung berdenyut lebih
kencang atau melembut, berkeringat dingin atau tidak, tangan gemetaran, dan
seterusnya.

Sedangkan wilayah III, adalah yang berkait dengan fungsi dasar kehidupan.
Wilayah itu meliputi batang otak dan otak kecil. Disinilah pusat pengaturan
denyut jantung, pernafasan, tekanan darah, termasuk pengaturan keseimbangan
dan kehalusan gerakan dilakukan.

Selain ketiga wilayah secara global tersebut, saya kira kita perlu
mengetahui beberapa bagian di dalam otak yang memiliki peran penting dalam
pengendalian kehidupan seseorang.

Hypothalamus.ia berfungsi mengatur kestabilan suhu badan, rasa lapar dan haus, kegiatan seksual,dan berbagaiaktivitas badan lainnya termasuk proses pertumbuhan dan menstruasi pada perempuan yang dikendalikan secara hormonal.
Hippocampus. Inilah bagian yang berfungsi untuk menyimpan memori rasional.
Terutama ingatan-ingatan jangka pendek dan pertimbangan secara rasional.


Dengan membahas struktur dan fungsi otak ini, kita memperoleh suatu
gambaran bahwa ternyata fungsi kehidupan manusia dikendalikan oleh jaringan
lunak yang berada di dalam kepala itu. Otak bagaikan pusat pemerintahan yang
mengendalikan seluruh wilayah yang menjadi otoritasnya.

Mulai dari menangani informasi yang masuk lewat panca indera, memahaminya,
menganalisa, membuat keputusan, sampai pada merespon lewat gerakan anggota
tubuh kita, semua itu diperintah lewat mekanisme otak. Bahkan, rasa senang,
sedih, gembira, mencintai, dan berbagai perasaan kemanusiaan, semua juga
berada dan bersumber di otak manusia.


Demikian sekilas tentang gangguan saraf dan hubungannya dengan jiwa. Mungkin sulit dimengerti , besok- besok di baca lagi. Lain waktu saya akan membahas gangguan saraf satu persatu. Mudah2an bermanfaat untuk kita semua.

Tidak ada komentar:

 
template : Copyright @ 2010 HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. All rights reserved  |    by : boedy's