MAJALAH HATI BERIMAN "MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA"

29 Oktober 2007

Cerpen Membuat Saya Hoki


Santai dan kalem, begitu pembawaan gadis yang satu ini. Wajahnya ayu, sesekali dihiasi dengan senyum yang terlukis di bibir tipisnya. Bicaranya sepatah-sepatah ketika menjawab pertanyaan kali pertama bersua. Namun setelah sekian menit berlalu suasana cangguh mulai pudar dari forum pembicaraan. Uraian kalimat yang mengalir dari kedua celah bibir tertata rapi, memberi gambaran bahwa ia adalah anak yang pandai dan teliti dalam segala hal.

Dialah Adela Menur Naisilla, putri dari bapak Suwatno Karnawi, PNS sebagai Kepala Seksi Sejarah dan Kepurbakalaan di Dinas Pariwisata dan Olahraga Kota Salatiga. Sedang ibu tercinta adalah Susana Widyawati, berprofesi sama dengan bapaknya sebagai Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Keluatga Berencana di Kota Bahari (Tegal).

Dari bimbingan dan contoh dari kedua orang tua yang sukses inilah Adela panggilan akrabnya belajar mengarungi hidup. Ketegaran sangat tercermin dari setiap langkah yang dia tempuh. Berpisah jauh dengan ibu tercinta pada hari aktif kerja tidak menjadikannya bekecil hati, bahkan inilah yang menempanya menjadi sosok gadis mandiri.

Dalam berbagai kegiatan yang pernah diikuti, jarang sekali orang tuanya dimintai pertimbangan, tahu-tahu orang tua mengetahui anaknya ikut kegiatan dan lomba setelah semua berjalan. Demikian pula lomba cerpen yang diselenggarakan oleh Wahid Institut, diketahui oleh sang ayah ketika menerima undangan ke Jakarta untuk menghadiri acara pemberian penghargaan. Melalui lembaga milik mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid inilah Adela memboyong Juara II Lomba Cerpen tingkat Nasional.

Sagatlah layak dan wajar jika gadis cantik kelahiran Salatiga 25 Januari 1991 ini mendapatkan juara II, karena sejak kecil dia adalah sosok yang menekuni dunia tulis menulis. Sewaktu masih di Sekolah Dasar dia sudah menjadi Wartawan Tabloit Junior milik Suara Merdeka. Dari situ bakat jurnalisnya mulai muncul dan berkembang. “Pengalaman yang paling berkesan adalah saya pernah wawancara dengan Yusril Ihza Mahendra, pada saat beliau menjadi menteri pada kabinet Megawati” tutur Adela.

Kemudian di bangku SMP, Adela mulai menapali dunia cerpen. Hari-harinya diisi dengan menulis dan menulis. Hingga saat ini lebih dari 5 tulisannya dimuat di majalah-majalah remaja, salahsatunya adalah majalah Kawanku. Siswi kelas 12 IA 6 SMA Negeri I Salatiga yang satu ini memang hoby membaca, dia tidak pilih-pilih bacaan. Apapun buku dilalap habis demi menyalurkan kesukaannya.

Cerita perjalanan bagaimana dia meraih juara lomba cerpen tingkat nasional adalah ketika dia diberi informasi dari guru Bahasa Indonesianya. Pada bulan Agustus dia mengirimkan hasil cerpen karyanya yang berjumlah 10 halaman ke panitia. Tema yang dilombakan adalah “Berbeda itu Asik”. Dengan tekad bulat, akhirnya dia membuat cerpen berjudul “Saat Pelangi Harus Berlari”.

Sedikit tema yang dia usung adalah “Ada seorang anak cacat kedua kakinya, sehingga dia harus menggunakan kendaraan kursi roda. Pada suatu saat guru Bahasa Indonesianya memberikan tugas mengarang puisi dengan tema “Berlari”. Dari situlah muncul konflik batin yang hinggap pada murid tersebut” papar Adela.

Ketika diminta bercerita agak mendalam, gadis berusia 16 tahun ini malah tersenyum dan sedikit tertawa. “Rahasia dong he-he-he. Kalau mau tahu ceritanya beli bukunya saja. Nanti akan diterbitkan bersam cerpen-cerpen yang menang dalam lomba” pinta Adilla dengan nada promosi.

“Sebenarnya saya tidak hanya mengikuti lomba tulis menulis berupa cerpen. Lomba karya ilmiah dan esay juga pernah saya ikuti, namun sampai saat ini lomba cerpen yang membawa hoky” ungkap Adela.

“Saya berpesan agar anak-anak muda selalu mengasah hobi yang dimiliki, karena dari hobi tersebut dapat mendatangkan prestasi. Mengenai uang, pasti akan mengikuti” saran gadis bermottokan “Berusaha dan Berdoa” ini.(lux)

Tidak ada komentar:

 
template : Copyright @ 2010 HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. All rights reserved  |    by : boedy's