Dalam usia yang sudah tua ini, Kota Salatiga akan kembali memperingati hari jadinya yang ke-1257. Semakin bertambahnya usia bagaimana kiprah dan pengabdian sosok pemimpin dalam mengabdikan diri pada masyarakat? Seperti apa pula selaknya seorang pemimpin menjalankan pemerintahannya? Berikut hasil wancara reporter Majalah Hatiberiman dengan Ketua DPRD Kota Salatiga, Sutrisno Supriantoro, SE. di sela kesibukannya.
Apa urgensi dari hari jadi Salatiga ini terhadap pola kepemimpinan sekarang ini?
Saya selaku wakil rakyat menginginkan adanya pola suri tauladan yang diperikan pemimpin Salatiga dalam proses pemerintahan yang berjalan.
Kenapa prinsip suri tauladan bapak harapkan?
Saya berpendapat bahwa masyarakat Salatiga, baik dulu dan sekarang ini masih memiliki ciri khusus yaitu solit dan dan loyal terhadap pemimpin. Misalnya dahulu kala pada masa pemerintahan Raja Banu, Sikap loyal tersebut berupa toleransi diantara mereka dibidang agama (dahulu ada tiga agama yang ada, Hindu, Budha dan Animisme) serta sikap gotong-royong mereka cukup kuat. Sekarang ini juga sama rakyat mengharapkan sikap suri tauladan dan contoh dari pemimpinnya.
Apa kesamaan rakyat Salatiga dengan rakyat pada masa raja Banu?
Sebagai contoh dapat kita lihat toleransi yang tinggi masyarakat Salatiga dengan adanya Majlis PUASA (persatuan umat beragama Salatiga) dan KUB (Kerukunan Umat Beragama). Tempat ibadah di Salatiga juga cukup menjadi gambaran tersebut, sebagai misal Masjid Pendowo di depannya berdiri pula Gereja. Banyak pula keluarga yang ada di Salatiga berbeda agama dari anggotanya, mereka juga hidup rukun dan menghormati sesamanya.
Apa bukti sikap loyal rakyat terhadap Raja Banu saat itu?
Buktinya sangat jelas, yaitu rakyat beliau sampai diberi tanah perdikan. Artinya adalah bahwa kala itu masyarakat (rakyat) dari Raja Banu telah berjasa terhadap pemerintahannya serta memberikan sumbang sih terhadap kepemimpinannya.
Apa makna tanah perdikan bagi rakyat?
Dengan diberikannya tanah perdikan berarti rakyat diberi kewenangan mengolah segala kekayaan yang ada serta rakyat dibebaskan dari pajak dan upeti serta bebas memakai hukum setempat.
Apa hubungan pemberian tanah perdikan dengan otonomi daerah sekarang ini?
Singkronisasinya adalah, jika dahulu tanah perdikan dapat diartikan sekarang ini sebagai otonomi penuh. Sekarang ini jika otonomi yang diberikan pemerintah pusat kepada daerah baru dalam bidang tertentu belum benar-benar otonomi. Harapannya otonomi daerah benar-benar bisa diterapkan seoptimal mungkin sehingga pembangunan Kota Salatiga akan terwujud sesuai harapan. Maka seyogyanya pemimpin di Salatiga dapat mencontoh pola kepemimpinan raja Banu yang telah memberi tanah perdikan kepada Salatiga kala itu.
Apakah prasarat mutlak yang harus dimiliki seorang pemimpin?
Kalau menurut saya harus ada tiga hal yang harus dikedepankan. Yang pertama, karisma (kawibawan), kedua, intelektual (kepandaian, kepinteran) dan yang ketiga, adaptasi (penyesuaian/ ajur-ajer). Artinya seorang pemimpin itu harus karismatik atau berwibawa betul, sedangkan intelektual mengarah pada seorang Walikota harus pinter yaitu memiliki banyak gagasan dan ide serta inovatif, inilah seharusnya pemimpin di Kota Salatiga. Sedangkan adaptasi, pemimpin harus peka terhadap situasional di daerah dimana dia memimpin serta harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi masyarakat yang majemuk. Semua agama ada di Salatiga maka pemimpin harus bisa menempatkan diri pada posisi yang tepat ajur-ajer sumuruping dom.
Bagaimana seharusnya arah kepemimpinan Kota Salatiga dalam bidang pembangunan ke depan?
Menurut saya sesuai dengan KUA (kebijakan umum anggaran) Kota Salatiga merupakan Kota Pendidikan, Kota Transit Pariwisata yang diharapkan menjadi Kota Pariwisata, barang dan jasa jadi arah pembangunan harus diprioritaskan ke sana serta pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Sebagaimana Raja Banu mengungkapkan Sris Astu Swasti Praja Byah (salam sejahtera bagi rakyatku sekalian), ini seharusnya tercermin di dalam suatu program pemerintah kota.
Apa perkembangan pembangunan Salatiga yang telah nampak dari tahun-ke tahun?
Cukup banyak mas, misalkan pendidikan, ini tercermin sekolah yang ada di Salatiga sudah ada yang bertaraf nasional bahkan ada juga yang bertaraf Internasional tidak ketinggalan pula ada juga sudah mendapatkan ISO. Perkembangan tersebut merupakan wujud pekembangan di dunia pendidikan. Dalam prestasi juga dapat dilihat tingkat kelulusan siswa dalam mengikuti ujian nasional juga meningkat, ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Di bidang kesehatan kami sudah membuat perda pengobatan gratis bagi warga kurang mampu yang dilayani oleh Puskesmas, dengan harapan ke depan masyarakat betul-betul dapat menikmati pelayanan kesehatan gratis.
Bagaimana dengan peningkatan pembangunan fisik?
Pembangunan fisik adalah merupakan cermin kemajuan Salatiga, namun perkembangan ini saya rasa masih kurang. Oleh karena itu saya berharap kepada semua stake holder untuk bersama-sama membangun terutama pembangunan wajah kota, sebagai contoh, ketika masuk ke Kota Salatiga ada gapura yang bagus agar ketika masuk orang akan merasakan sesuatu yang berbeda dari tempat lain. Ini, ketika masuk dari arah Solo terlihat gapura hanya satu padahal seharusnya ada dua. Saya sudah utarakan kepada saudara Walikota, kalau di Jawa, gapura merupakan Kayon Tancep yang dalam falsafah pewayangan dua kayon tancep itu merupakan batas yang berhenti, maka jika hanya satu saya usulkan dibongkar saja. Maka Gapura dibuat yang bagus, agar orang masuk Salatiga perasaannya sudah greng (kagum/terkesima, red). Selanjutnya wajah kota lain adalah penataan Pedagang Kaki Lima (PKL), kami menyadari ini sangat berat dan sulit seiring dengan reformasi dan krisis yang terjadi sehingga yang muncul adalah masalh perut, namun seharusnya penataan tersebut dibuat secara detail dan matang mengingat itu merupakan cermin kota. Kalau perlu dibangun Pujasera-pujasera(pusat jajanan selera rakyat) untuk memudahkan orang berbelanja dan itu menjadi ciri khas Salatiga.
Bagaimana pembangunan sektor lapangan kerja?
Iya, itu yang seharusnya tergarap secara serius, tapi sekarang ini Salatiga sudah mengarah ke sana dengan dibuatnya OSS (one stop service). Semoga dengan dimudahkannya administrasi perijinan dalam sektor usaha ini para invesestor akan banyak tertarik masuk kota yang sejuk dan nyaman ini. Dengan program yang ramah investor tentunya lapangan kerja akan tersedia. Kami sebagai DPRD juga berharap dibentuknya Balai Latihan Kerja (BLK), dengan pelatihan yang digalakkan oleh BLK tersebut warga diharapkan mampu mandiri. Kemandirian dalam usaha tentunya pula menyediakan lapangan kerja bagi orang-orang disekitarnya.
Apakah sektor pelayanan bagi masyarakat sudah meningkat?
Kemajuan tentu ada, namun harapan saya pihak pemerintah dan para pemimpin untuk selalu mengadakan pembinaan terhadap aparaturnya. Hasilnya tentu akan terlihat kualitas pegawai meningkat serta tidak ada lagi pegawai yag keluyuran pada jam kerja, namun kesejahteraan bagi mereka juga perlu diperhatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar