Perawakan sosok yang satu ini tinggi semampai. Lekat dalam gerak tubuhnya yang kalem mengesankan keanggunan tersendiri. Senyum hangatnya menyapa setiap lawan bicara, menusuk kedalam perasaan dan meninggalkan kesan dekat. Kita akan dibawa kepada suasana tanpa tirai pembeda antara dua status berbeda.
Sorot matanya tajam penuh perhatian kepada lawan bicara. Hampir kata per kata keluar dari bibir pembicara akan beliau simak satu per satu. Komunikasi itulah yang memupuk rasa dekat.
Ir. Hj. Diah sunarsasi, itulah wanita paruh baya yang sedang kita bicarakan saat ini. Jabatan wakil walikota sekarang ini menyatu dalam dirinya. Namun gelar bukanlah penghalang bagi siapa saja yang ingin berbicara dan bertukar pikiran dengannya.
25 Juli 1960 adalah saat pertama ibu warga Salatiga ini menghela nafas pertama kali. Jika kita ingat bintang muda Cinta Laura kita akan klik dengan kata “becek”, ingat kata becek berarti kita langsung tahu asal kota kelahiran ibu Diah. Makan khas daerah ini “Nasi Becek” inilah Kota Nganjuk yang ada di Jawa Timur .
Sedikit menyimpang, nasi becek sebenarnya adalah nasi gule kambing, namun karena ditaruh dalam mangkuk, kuahnya sangat banyak sehingga menutupi nasi. Itu kenapa orang Nganjuk menjulukinya nasi becek.
Ibu Diah adalah merupakan istri bapak Ir. H. Mifta Hudin Afandi, SE, SH, MH, PNS Perhutani. Ibu Diah memetik niat untuk menjadi wakil walikota adalah karena Salatiga merupakan kota kelahiran suami. Agar lebih dekat dengan orang tua dan mengabdi bagi warga.
Pendidikan dimulai dari SD N Bareng Malang, SMP N I Malang, SMA N I Malang dan lulus sebagai Insinyur dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Sebelum menjabat profesi ibu Diah adalah swasta. Karier organisasi berjajar pada dirinya. Mulai dari sekretaris seksi kesejahteraan Dharma Wanita Unit Kehutanan Jawa Timur, Ketua Dharma Wanita Perhutani Jatirogo, Ketua Yayasan Bina Wana Kencana Jatirogo, dan menjabat posisi sama di kota Kediri serta Probolinggo. Kemudian juga menjabat bendahara BKKKS Jawa Tengah yang diketuai isteri gubernur.
Sampai saat ini ibu Diah dikaruniai Tuhan 3 anak yang pandai dan berprestasi. Putra pertama Erwin Saspraditya telah sukses menjadi dokter diusia 25 tahun, Putri kedua Rithma Sasvihayana (23) juga akan segera menamatkan kuliahnya di Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia. Dan putri terakhir Hilda Sasdyanita (15) sedang study di SMUN 78 Jakarta.
Modal kesuksesan membina keluarga merupakan modal besar dalam meraih asa menduduki kursi wakil walikota. Bapak Soenardi (alm) dan ibu Soewarni telah menerapkan pola asuh yang membesarkan jiwa ibu wakil walikota kita. Peran kedua orang tua tersebut sangat berpengaruh dalam setiap pengambilan keputusan untuk menentukan jalur hidup.
Dalam kehidupannya ibu Diah tidak terlepas dari suka duka, semenjak dipersunting bapak Mifta Hudin selama 30 tahun harus bersedia berpindah daerah. Tentunya ini sedikit menguras waktu dan tenaga untuk beradaptasi dengan lingkungan.
“Kenapa ingin jadi wakil walikota adalah menerapkan pengalaman saya sebagai pengabdian diri kepada masyarakat Salatiga. Selama ini saya dalam mendampingi suami dalam bekerja telah berpindah dari daerah satu ke daerah lain lebih dari 16 kali. Dengan modal itu saya telah melihat kelebihan dan kekurangan dari daerah tersebut” jelas ibu Diah.
“Dengan berbekal pengalaman tersebut saya ingin melakukan hal yang terbaik untuk Kota Salatiga” tambah ibu dengan hoby olah raga ini.
Dididik dan dilatih untuk mandiri semenjak kecil oleh kedua orang tuanya merupakan penagalaman berkesan selama ini. Ini yang membuat ibu wakil walikota Salatiga ini berbeda dengan wanita kebanyakan.
Dengan motto hidup “jalani hidup ini apa adanya” adalah motivasi diri ibu Diah dalam mengarungi perjalanan hidup. Dengan motto tersebut membawa dirinya dalam kesahajaan.
Ibu Diah dalam menjalankan kerja sekarang ini menggunakan pola kepemimpinan yang akomodatif, bahkan lebih menonjolkan klebersamaan dengan staf. “Saya berpesan bagi semua PNS di Salatiga untuk terus menjalin kebersamaan, profesionalitas dalam menjalankan kerja” pesan Wakil Walikota penuh harap.
“Saya juga berharap bagi masyarakat untuk terus menjalin kerukunan serta bahu-membahu dalam membangun Salatiga bersama pemerintah” tambah ibu Diah.
Program terdekat ibu Diah adalah mewujudkan Salatiga bersih. Sedangkan untuk kelanjutannya adalah mewujudkan masyarakat Salatiga lebih sejahtera melalui peningkatan sumberdaya manusianya.(lux)
Sorot matanya tajam penuh perhatian kepada lawan bicara. Hampir kata per kata keluar dari bibir pembicara akan beliau simak satu per satu. Komunikasi itulah yang memupuk rasa dekat.
Ir. Hj. Diah sunarsasi, itulah wanita paruh baya yang sedang kita bicarakan saat ini. Jabatan wakil walikota sekarang ini menyatu dalam dirinya. Namun gelar bukanlah penghalang bagi siapa saja yang ingin berbicara dan bertukar pikiran dengannya.
25 Juli 1960 adalah saat pertama ibu warga Salatiga ini menghela nafas pertama kali. Jika kita ingat bintang muda Cinta Laura kita akan klik dengan kata “becek”, ingat kata becek berarti kita langsung tahu asal kota kelahiran ibu Diah. Makan khas daerah ini “Nasi Becek” inilah Kota Nganjuk yang ada di Jawa Timur .
Sedikit menyimpang, nasi becek sebenarnya adalah nasi gule kambing, namun karena ditaruh dalam mangkuk, kuahnya sangat banyak sehingga menutupi nasi. Itu kenapa orang Nganjuk menjulukinya nasi becek.
Ibu Diah adalah merupakan istri bapak Ir. H. Mifta Hudin Afandi, SE, SH, MH, PNS Perhutani. Ibu Diah memetik niat untuk menjadi wakil walikota adalah karena Salatiga merupakan kota kelahiran suami. Agar lebih dekat dengan orang tua dan mengabdi bagi warga.
Pendidikan dimulai dari SD N Bareng Malang, SMP N I Malang, SMA N I Malang dan lulus sebagai Insinyur dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Sebelum menjabat profesi ibu Diah adalah swasta. Karier organisasi berjajar pada dirinya. Mulai dari sekretaris seksi kesejahteraan Dharma Wanita Unit Kehutanan Jawa Timur, Ketua Dharma Wanita Perhutani Jatirogo, Ketua Yayasan Bina Wana Kencana Jatirogo, dan menjabat posisi sama di kota Kediri serta Probolinggo. Kemudian juga menjabat bendahara BKKKS Jawa Tengah yang diketuai isteri gubernur.
Sampai saat ini ibu Diah dikaruniai Tuhan 3 anak yang pandai dan berprestasi. Putra pertama Erwin Saspraditya telah sukses menjadi dokter diusia 25 tahun, Putri kedua Rithma Sasvihayana (23) juga akan segera menamatkan kuliahnya di Fakultas Kedoteran Universitas Indonesia. Dan putri terakhir Hilda Sasdyanita (15) sedang study di SMUN 78 Jakarta.
Modal kesuksesan membina keluarga merupakan modal besar dalam meraih asa menduduki kursi wakil walikota. Bapak Soenardi (alm) dan ibu Soewarni telah menerapkan pola asuh yang membesarkan jiwa ibu wakil walikota kita. Peran kedua orang tua tersebut sangat berpengaruh dalam setiap pengambilan keputusan untuk menentukan jalur hidup.
Dalam kehidupannya ibu Diah tidak terlepas dari suka duka, semenjak dipersunting bapak Mifta Hudin selama 30 tahun harus bersedia berpindah daerah. Tentunya ini sedikit menguras waktu dan tenaga untuk beradaptasi dengan lingkungan.
“Kenapa ingin jadi wakil walikota adalah menerapkan pengalaman saya sebagai pengabdian diri kepada masyarakat Salatiga. Selama ini saya dalam mendampingi suami dalam bekerja telah berpindah dari daerah satu ke daerah lain lebih dari 16 kali. Dengan modal itu saya telah melihat kelebihan dan kekurangan dari daerah tersebut” jelas ibu Diah.
“Dengan berbekal pengalaman tersebut saya ingin melakukan hal yang terbaik untuk Kota Salatiga” tambah ibu dengan hoby olah raga ini.
Dididik dan dilatih untuk mandiri semenjak kecil oleh kedua orang tuanya merupakan penagalaman berkesan selama ini. Ini yang membuat ibu wakil walikota Salatiga ini berbeda dengan wanita kebanyakan.
Dengan motto hidup “jalani hidup ini apa adanya” adalah motivasi diri ibu Diah dalam mengarungi perjalanan hidup. Dengan motto tersebut membawa dirinya dalam kesahajaan.
Ibu Diah dalam menjalankan kerja sekarang ini menggunakan pola kepemimpinan yang akomodatif, bahkan lebih menonjolkan klebersamaan dengan staf. “Saya berpesan bagi semua PNS di Salatiga untuk terus menjalin kebersamaan, profesionalitas dalam menjalankan kerja” pesan Wakil Walikota penuh harap.
“Saya juga berharap bagi masyarakat untuk terus menjalin kerukunan serta bahu-membahu dalam membangun Salatiga bersama pemerintah” tambah ibu Diah.
Program terdekat ibu Diah adalah mewujudkan Salatiga bersih. Sedangkan untuk kelanjutannya adalah mewujudkan masyarakat Salatiga lebih sejahtera melalui peningkatan sumberdaya manusianya.(lux)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar