Sebagai warga Salatiga, kita terkadang melihat komunitas pemuda bergaya rambut aneh yang berada di pinggir jalan protokol kota Salatiga. Selain bergaya rambut yang tidak wajar, para pemuda ini juga menggunakan pernak-pernik yang unik, sebagai pelengkap gaya mereka. Ya, para pemuda ini lebih sering dikenal sebagai anak “Punk” oleh masyarakat. Tempat mangkal mereka berpindah-pindah. Biasanya mereka mangkal di Pasar Sapi, pujasera dan perempatan penjara. Tetapi mereka lebih sering terlihat di perempatan penjara di jalan Diponegoro Salatiga atau depan kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Kehadiran komunitas Punk ini cenderung meresahkan masyarakat karena penampilannya yang aneh dan tidak biasa.
Komunitas Punk masuk di Salatiga sebelum tahun 2000-an. Awalnya punk yang masuk Salatiga dibawa dari Jogjakarta dan Bandung. Mereka datang ke Salatiga membawa budaya Punk.
Pada awal kehadirannya, para anak Punk ini kos di daerah Kemiri, kemudian mereka mengembangkan komunitas mereka di Salatiga. Mereka yang berjumlah belasan orang ini kemudian mangkal di daerah Kemiri , perempatan lampu merah dan depan masjid Kauman Salatiga. Saat mereka berkumpul, biasanya mereka mabuk,bermain gitar dan bersenda gurau. Hal ini tentu saja meresahkan masyarakat karena kehadiranya yang dianggap mengganggu. Di dalam komunitas Punk tidak ada ketua maupun struktur organisasi lainnya. Mereka pun tidak membuat kartu anggota sehingga sering terkena razia.
Aparat Kepolisian dan Satpol PP pun sering melakukan razia terhadap konmunitas Punk, sehingga mereka sering main 'kucing kucingan' dengan aparat. Setelah tertangkap, biasanya mereka dibawa ke markas Satpol PP untuk dibina dan disuruh membuat pernyataan 'Tak akan ngamen lagi dan tak akan berdandan Punk'. Selain itu mereka tak boleh memperpanjang kontrakan rumah yang selama ini jadi 'basecamp' mereka. Alasan dari aparat pemerintah , katanya warga tak menerima mereka karena dianggap mencemari masyarakat .
Sekilas Mengenai Komunitas Punk
Punk sebetulnya merupakan aliran musik yang berasal dari luar negeri, dengan dandanan pemain musik yang aneh dan nyentrik. Maklum, penampilan anak Punk emang bikin “scare” banyak orang. Jaket lusuh yang dipenuhi emblem, sepatu boots Doc Mart, celana panjang ketat, spike (gelang berjeruji) di tangan,
Rambut tajamnya yang bergaya mohawk (mohak) bikin Punkers terkesan garang. Bukan hanya penampilan yang membuat citra Punk jadi “lain” dari komunitas remaja kebanyakan, tapi juga tingkah mereka .Namun sekarang ini banyak orang yang hanya mengikuti gaya punk, tetapi mereka tidak berjiwa Punk .Sebetulnya Punk itu soal jiwa, bukan soal penampilan
Kegiatan mereka biasannya bergerombol di jalan, kadang sampe pagi, dan kadang suka terlibat tawuran. Maka, komplitlah komunitas Punk terkena cap sebagai komunitas yang bermasalah. Padahal, apa sebenarnya anak Punk seperti itu ? Tukang bikin rusuh?
Menurut Sendi, salah seorang anak Punk Salatiga yang sudah mempunyai album rekaman, Punk sebenarnya baik walapun stigma mayarakat selalu buruk. Sebetulnya banyak sekali prestasi yang dapat di hasilkan oleh komunitas Punk, misalnya bermain musik dan menciptakan lagu atau mendesain kaos, yang kelak bisa diperjual belikan.(bim)
Komunitas Punk masuk di Salatiga sebelum tahun 2000-an. Awalnya punk yang masuk Salatiga dibawa dari Jogjakarta dan Bandung. Mereka datang ke Salatiga membawa budaya Punk.
Pada awal kehadirannya, para anak Punk ini kos di daerah Kemiri, kemudian mereka mengembangkan komunitas mereka di Salatiga. Mereka yang berjumlah belasan orang ini kemudian mangkal di daerah Kemiri , perempatan lampu merah dan depan masjid Kauman Salatiga. Saat mereka berkumpul, biasanya mereka mabuk,bermain gitar dan bersenda gurau. Hal ini tentu saja meresahkan masyarakat karena kehadiranya yang dianggap mengganggu. Di dalam komunitas Punk tidak ada ketua maupun struktur organisasi lainnya. Mereka pun tidak membuat kartu anggota sehingga sering terkena razia.
Aparat Kepolisian dan Satpol PP pun sering melakukan razia terhadap konmunitas Punk, sehingga mereka sering main 'kucing kucingan' dengan aparat. Setelah tertangkap, biasanya mereka dibawa ke markas Satpol PP untuk dibina dan disuruh membuat pernyataan 'Tak akan ngamen lagi dan tak akan berdandan Punk'. Selain itu mereka tak boleh memperpanjang kontrakan rumah yang selama ini jadi 'basecamp' mereka. Alasan dari aparat pemerintah , katanya warga tak menerima mereka karena dianggap mencemari masyarakat .
Sekilas Mengenai Komunitas Punk
Punk sebetulnya merupakan aliran musik yang berasal dari luar negeri, dengan dandanan pemain musik yang aneh dan nyentrik. Maklum, penampilan anak Punk emang bikin “scare” banyak orang. Jaket lusuh yang dipenuhi emblem, sepatu boots Doc Mart, celana panjang ketat, spike (gelang berjeruji) di tangan,
Rambut tajamnya yang bergaya mohawk (mohak) bikin Punkers terkesan garang. Bukan hanya penampilan yang membuat citra Punk jadi “lain” dari komunitas remaja kebanyakan, tapi juga tingkah mereka .Namun sekarang ini banyak orang yang hanya mengikuti gaya punk, tetapi mereka tidak berjiwa Punk .Sebetulnya Punk itu soal jiwa, bukan soal penampilan
Kegiatan mereka biasannya bergerombol di jalan, kadang sampe pagi, dan kadang suka terlibat tawuran. Maka, komplitlah komunitas Punk terkena cap sebagai komunitas yang bermasalah. Padahal, apa sebenarnya anak Punk seperti itu ? Tukang bikin rusuh?
Menurut Sendi, salah seorang anak Punk Salatiga yang sudah mempunyai album rekaman, Punk sebenarnya baik walapun stigma mayarakat selalu buruk. Sebetulnya banyak sekali prestasi yang dapat di hasilkan oleh komunitas Punk, misalnya bermain musik dan menciptakan lagu atau mendesain kaos, yang kelak bisa diperjual belikan.(bim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar