Rebirth of Life Manusia Fitri
Iskandar Abdurrahman El-Hasani*
Iskandar Abdurrahman El-Hasani*
Manusia fitri secara adalah manusia yang telah kembali kepada nilai-nilai kemanusiaannya. Proses kembalinya nilai kemanusiaan pada setiap individu sangat bergantung pada cara pandang dan nilai ideologi. Islam sebagai salah satu ideologi dan agama didunia mengajarkan umatnya untuk selalu menjaga nilai kemanusiannya. [QS. Ar – Ruum 31].
"Rebirth of Life adalah kembalinya nilai kemanusian pada setiap individu muslim setelah mereka menjalani ibadah puasa di bulan ramadhan. Kembalinya nilai kemanusiaan itu terjadi akibat keikhlasan, kesungguhan dan interaksi "ramadhan". Proses penjagaan indera, terpeliharanya nafsu, tumbuhnya rasa kasih sayang yang memuncak pada fakir miskin dan meningkatnya etos juang setiap muslim adalah suatu rahmat yang tidak dimiliki umat lain. Proses pendidikan tahunan ini setidaknya menghasilkan 5 kemenangan luar biasa bagi umat Islam.
Kemenangan itu adalah: pertama, kemenangan dalam menjalankan nilai-nilai Islam (al – qiyam tastahiqqun najah). Selama bulan puasa muslim mendapatkan dorongan psikologis yang luar biasa karena proses masalilasi nilai itu berjalan dengan sendirinya diseluruh belahan bumi. Penjagaan terhadap sikap positif yang dominan, terjaganya lisan, tingkah laku dan pikiran telah mengantarkan setiap muslim utnuk lebih tawadhu kepada Allah.
Kedua, kemenangan dalam konsep hidup (al – manhaju yastahiqqun najah) . Islam sebagai sistem hidup dan kehidupan adalah sistem yang mengatur seluruh aspek kehidupan umat manusia termasuk persoalan yang berkaitan dengan makan dan makanan. Perkataan nabi "tinggalkan meja makanmu sebelum kenyang" dan "muslim yang baik hanya makan manakala lapar" serta kewajiban untuk selalu memakan makanan yang baik, halal dan bermanfaat bagi tubuh adalah konsep yang mengantarkan manusia untuk menjadi pemenangan, setidaknya konsep kesehatan yang bersumber dari pola makan dan makanan memberikan nilai tambah bagi kehidupan setiap muslim.
Ketiga, kemenangan dalam metode atau sistem (an – nizham yastahiqqun najah). Dalam ibadah puasa, pergerakan umat islam dirubah selama satu bulan. Kebiasaan bangun malam untuk mengabdi kepada Allah diciptakanNya adalah salah satu bentuk kasih sayang yang luar biasa. Keseragaman dalam mengemban tugas dan mandat Ilahiyah yang Agung berjalan begitu indah. Penantian dan harapan manakala mendekati buka puasa, saat tarawih dan berjamaah adalah suatu tanda bahwa kemenangan sistem ilahiyah ini memang sengaja diciptakanNya untuk mengingatkan manusia agar kembali kepada sistem Ilahiyah.
Keempat, kemenangan jamaah (al - jamaatu tastahiqqun najah) adalah proses kelompok atau team untuk mengembangkan nilai-nilai ilahiyah kehidupan manusia. Duplikasi nilai ilahiyah seperti kasih sayang, jiwa sosial, rasa kebersamaan tumbuh demikian pesat pada saat manusia menjalankan puasa. Keinginan untuk membebaskan orang lain dari kemiskinan muncul bak jamur dimusim hujan. Shadaqah, zakat dan infaq terjadi peningkatan ektra tinggi, masing-masing kelompok dimotifasi oleh Allah untuk berlomba meraih keuntungan akherat. Harapannya adalah semangat jamaah ini akan berlangsung terus hingga Ramadhan dan Idil Fitri mendatang.
Kelima kemenangan tujuan (al ghoyatu tastahiqqun najah), derajat muttaqin sebagai tujuan akhir umat Islam pasti didapat oleh muslim yang ilkhlas menjalankan ibadah kepadaNya. Keikhlasan dalam tujuan dan kesiapan untuk mencapai tujuan seakan-akan dihamparkan Allah SWT dalam bentuk Ibadah yang tak tertandingi, bulan yang penuh ampunan, berkah, perjuangan, kesabaran dan bulannya untuk mencapai kemuliaan umat Islam selalu dinanti kehadirannya seolah muslim ingin berkata dapatkah Ramadhan menjadi Abadi disetiap bulanNya...., kiranya harapan inipun dinantikan oleh pebisnis manapun baik sandang, pangan dan lainnya merekapun memperoleh kemenangan dari orang-orang yang menang.
Penulis adalah Iskandar Abdurrahman
El-Hasani, Thio Yit Po
El-Hasani, Thio Yit Po
Tidak ada komentar:
Posting Komentar