Satu kata ini selama ini selalu dikaitkan dengan hal-hal yang kotor, buruk, jelek, hina dan sudah tidak berguna lagi. Oleh sebab itu semua orang berusaha untuk menghindari dan membuangnya jauh-jauh dari lingkungannya. Celakanya, setiap manusia di dunia pasti menghasilkan sampah dalam kehidupannya sehari-hari.
Sementara itu, seiring dengan terus bertambahnya jumlah manusia yang menghuni bumi, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Akhirnya, saat ini manusia dan sampah bersaing memenuhi bumi. Sebagai akibatnya, saat ini sampah, dalam hal ini sampah berupa barang sisa, menjadi masalah di berbagai penjuru dunia. Hal tersebut disebabkan sampah dapat menimbulkan akibat negatif bila tidak dikelola dengan baik. Bahkan, beberapa waktu lalu kita sering mendengar adanya konflik di masyarakat yang disulut oleh persoalan sampah. Satu pihak akan membuang sampah ke suatu tempat, sementara masyarakat setempat tidak mau wilayahnya dijadikan tempat pembuangan sampah, karena sampah tentunya akan menimbulkan bau tak sedap dan juga bisa mendatangkan berbagai efek negatif bagi kesehatan.
Sebenarnya, manusia, sebagai satu-satunya ciptaan Tuhan yang dikaruniai akal dan fikiran, ditakdirkan untuk menjadi imam atau pemimpin di muka bumi. Untuk itu, manusia memiliki kewajiban untuk mengelola semua yang ada di bumi ini, tentunya harus dengan bijak. Dengan kebijakan dan akal fikiran yang dimiliki, manusia sebenarnya diberi kemampuan untuk memecahkan permasalahan sampah.
Selama ini berbagai riset atau penelitian dilakukan untuk mencari jalan keluar terbaik dalam mengelola sampah. Dengan pengelolaan secara modern, sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang tidak mendatangkan masalah tetapi justru mendatangkan manfaat. Sampah bisa didaur ulang menjadi berbagai peralatan kebutuhan manusia, dijadikan pupuk, atau bahkan bisa dijadikan sebagai sumber energi alternatif pengganti minyak bumi yang keberadaannya semakin menipis dan harganya semakin membuat giris.
Namun hal tersebut ternyata tidak selamanya semudah membalikkan tangan. Berbagai faktor menentukan terlaksananya upaya tersebut. Kesadaran masyarakat, dalam hal ini warga dan juga berbagai perusahaan penghasil sampah atau limbah, menjadi salah satu faktor menentukan, karena merekalah produsen utama sampah. Satu pihak yang tak kalah menentukan adalah pemerintah. Pemerintah harus tepat dalam membuat kebijakan dan konsisten dalam pelaksanaan dan tindakan sebagai tindak lanjut dari kebijakan. Tanpa komitmen dari masyarakat dan pemerintah, sampah akan selamanya menjadi masalah.
Sementara itu, seiring dengan terus bertambahnya jumlah manusia yang menghuni bumi, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan. Akhirnya, saat ini manusia dan sampah bersaing memenuhi bumi. Sebagai akibatnya, saat ini sampah, dalam hal ini sampah berupa barang sisa, menjadi masalah di berbagai penjuru dunia. Hal tersebut disebabkan sampah dapat menimbulkan akibat negatif bila tidak dikelola dengan baik. Bahkan, beberapa waktu lalu kita sering mendengar adanya konflik di masyarakat yang disulut oleh persoalan sampah. Satu pihak akan membuang sampah ke suatu tempat, sementara masyarakat setempat tidak mau wilayahnya dijadikan tempat pembuangan sampah, karena sampah tentunya akan menimbulkan bau tak sedap dan juga bisa mendatangkan berbagai efek negatif bagi kesehatan.
Sebenarnya, manusia, sebagai satu-satunya ciptaan Tuhan yang dikaruniai akal dan fikiran, ditakdirkan untuk menjadi imam atau pemimpin di muka bumi. Untuk itu, manusia memiliki kewajiban untuk mengelola semua yang ada di bumi ini, tentunya harus dengan bijak. Dengan kebijakan dan akal fikiran yang dimiliki, manusia sebenarnya diberi kemampuan untuk memecahkan permasalahan sampah.
Selama ini berbagai riset atau penelitian dilakukan untuk mencari jalan keluar terbaik dalam mengelola sampah. Dengan pengelolaan secara modern, sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang tidak mendatangkan masalah tetapi justru mendatangkan manfaat. Sampah bisa didaur ulang menjadi berbagai peralatan kebutuhan manusia, dijadikan pupuk, atau bahkan bisa dijadikan sebagai sumber energi alternatif pengganti minyak bumi yang keberadaannya semakin menipis dan harganya semakin membuat giris.
Namun hal tersebut ternyata tidak selamanya semudah membalikkan tangan. Berbagai faktor menentukan terlaksananya upaya tersebut. Kesadaran masyarakat, dalam hal ini warga dan juga berbagai perusahaan penghasil sampah atau limbah, menjadi salah satu faktor menentukan, karena merekalah produsen utama sampah. Satu pihak yang tak kalah menentukan adalah pemerintah. Pemerintah harus tepat dalam membuat kebijakan dan konsisten dalam pelaksanaan dan tindakan sebagai tindak lanjut dari kebijakan. Tanpa komitmen dari masyarakat dan pemerintah, sampah akan selamanya menjadi masalah.
Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar