MAJALAH HATI BERIMAN "MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA"

12 Agustus 2008

BUDAYA: Batik Plumpungan Khas Salatiga

Orang menyebut Batik, pasti pikiran kita membayangkan selembar kain yang bermotif dan bercorak unik dan sangat khas, tata warna dan motifnya merupakan bagian dari alam dan lingkungan kita sehari-hari. Sejak dua tahun terakhir batik sebagai busana kembali semarak dikenakan dalam berbagai kesempatan baik untuk acara resmi maupun acara santai. Para peranacang busana menjadikan batik sebagai media penampilan diri yang elegan dimanapun berada..

inilah yang menjadikan batik tetap eksis dan bertahan sampai sekarang bahkan mampu menembus pasar luar negeri. Tahun 2007 data Departemen Perindustrian menyebutkan industri batik, baik batik tulis,cap dan kombinasi keduanya bernilai Rp. 2,3 trilyun dengan nilai ekspor per tahun 110 juta dolar AS dan dikerjakan 48.000 unit usaha di sejumlah rovinsi di tanah air. Dan yang menggembirakan lagi mood masyarakat saat ini sedang ingin kembali dekat dengan sesuatu yang berasal dari warisan budaya leluhur, sesuatu yang sudah dikenal akrab.

Kota salatiga sendiri telah menemukan corak / motif batik khas salatiga, yakni Batik Plumpungan yang ide dasarnya mengambil bongkahan batu tulis Prasasti Plumpungan yang terletak di dukuh Plumpungan Kelurahan Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo. Ciri-ciri batik plumpungan ini bergambar dua bulatan sedikit lonjong berukuran besar dan kecil saling berimpit. Bentuk ini persis menyerupai Prasasti Selo ( batu ) Plumpungan apabila dilihat dari sudut pandang atas sedangkan isen-isennya dapat diisi sesuai kreasi dan variasi pembatiknya.Variasi bentuk dan gaya bisa beragam dapat mengambil gambar gambar seperti yoni, lingga, lumping, nandi dan symbol-simbol prasasti Plumpungan yang semuanya berasal dari benda-benda bersejarah yang dijumpai di Salatiga.

Pada bulan Juli tahun lalu orang-orang di sekitar Prasasti Plumpungan Kauman Kidul oleh Dinas Pariwisata Seni Budaya dan Olah Raga telah dilatih keterampilan membatik. Pelatihnya didatangkan dari Pekalongan yang sudah kondang batik khas Pekalongan.. Tujuannya agar masyarakat sekitar yang telah mahir membatik mampu membantuk kelompok perbatikan di dukuh Plumpungan Kelurahan ,Kauman Kidul. Diharapkan pada kurun waktu mendatang akan dapat berkembang menjadi Sentra Batik Tulis Plumpungan, sekaligus mempopulerkan Prasasti Plumpungan seagai cikal akal berdirinya Salatiga. Kegiatan ini mestinya ditangani secara serius dan berlanjut sehingga produk-produk yang dihasilkan dapat dipasarkan dan dikenal warga Kota Salatiga khususnya dan juga warga yang shoping di Salatiga.. Untuk itu perlu dibuka Galery menjual Batik Khas Salatiga sehingga masyarakat dan turis asing maupun domestic dapat memilih dan membeli dengan mudah.. tempatnya juga mudah diketahui oleh siapa saja. Lebih dekat lagi kalau produk batik Plumpungan dititipkan di Koperasi Dimas milik PNS Pemkot Salatiga selain pengenalan dan pemasaran para PNS dapat memilih dan menikmati produk sendiri.

Bahan baku kain dan pewarna yang dipakai untuk pembuatan batik juga jangan yang asal-asalan sehingga kualitasnya terjamin dengan baik dan mampu bersaing dengan produk sejenis.

Menyongsong Salatiga Park sebagai tempat wisata unggulan yang rencananya akan digelar daerah Bugel yang lokasinya tidak jauh dari tempat Prasasti Plumpungan, maka sentra membatik di dukuh Plumpungan benar-benar bisa terwujud dan berkembang. Tahap awal untuk memasarkan dan mengenalkan batik Khas Salatiga adalah kewajiban bagi segenap Aparatur Pemerintah Kota Salatiga untuk memakai batik buatan sendiri .

Setiap hari Kamis ada sekitar 4000 PNS Pemkot Salatiga memakai seragam kerja batik dengan berbagai corak dan morif. Apa tidak bangga kalau yang dipakai adalah batik Plumpungan buatan Salatiga dengan berbagai motif dan corak yang menawan.Contoh aktual dapat dilihat hari Kamis, 5 Juni 2008, saat Pelantikan Pengurus Forum Kota Salatiga Sehat (FKSS) oleh Walikota Salatiga John Manoppo,SH para pengurus dan Muspida memakai kemeja batik Plumpungan dengan warna biru muda lembut dengan motif batu, lingga dan yoni yang nampak bagus. Seandainya produknya meluas di pasaran, masyarakat Salatiga bisa ikut memakainya karena dipasaran tersedia dimana-mana.

Saya Bangga Pakai Batik
Sejak dulu bila ada acara-acara resmi atau acara setengah resmi para tamu undangan sebagian besar yang hadir memakai pakaian batik. Entah batik yang berbahan baku sutera yang berharga mahal atau batik biasa yang terjangkau kerlas menengah dan kelas bawah, tapi semuanya merasa bangga menggunakan corak kain batik buatan Indonesia. Ini sebenarnya fenomena yang sangat positif membangkitkan rasa nasionalisme yang akhir-akhrir semakin meredup tergilas globalisasi dan kapitalisasi yang menghancurkan nilai-nilai tradisional dan kedaerahan. Hanya Batik saja yang sampai saat ini masih bertahan di kancah dunia tekstil dan di masyarakat, selebihnya banyak produk-produk tradisional yang tak mampu bertahan di asaran bebas karena kalah bersaing dengan produk sejenis. Untungnya masyarakat Indonesia dan para petinggi negeri masih setia dan bangga memakai batik sebagai cara aktualisasi diri, baik pada saat menerima para tamu asing maupun pada saat bersosialisasi dengan sesama. Batik juga dapat menjadi salah satu perekat Indonesia melalui budaya. Alasannya batik tidak hanya dipakai dan diproduksi di Jawa, tetapi juga diberbagai tempat di Nusantara. Bukti konkrit kecintaan kita terhadap batik warisan budaya leluhur ini adalah meratanya reaksi kejengkelan masyarakat Indonesia terhadap klaim Negara tetangga Malaysia sebagai pemilik batik. Inilah pentingnya “ nguri-uri “ budaya sendiri, mengembangkan dan menjaganya, agar tidak diserobot dan dipatenkan oleh Nagara lain.

Macam bahan untuk membatik
Pada dasarnya untuk keperluan kerajinan membatik dibutuhkan bahan baku yang sangat penting diantaranya adalah Kain Mori berwarna putih bersih. Kain mori ini ada berbagai tingkatan kualitasnya. Kain yang berasal dari tenunan serat kapas yang paling baik biasanya disebut mori primisama atau mori capsen dan mori yang kualitasnya tidak bagus disebut kain mori blaco warnanya kusam dan kasar.

Selain Kain Mori sebagai bahan dasar, juga diperlukan lilin atau malam yang diolah untuk membuat motif batik diatas bahan mori dengan maksud mencegah masuknya zat pewarna kedalam pori-pori mori. Bahan malam atau lilin ini yang baik adalah yang lentur tidak mudah retak kalau kering dan lekatannya pekat dan kuat. Biasanya bahan ini digunakan untuk embuatan batik tulis yang halus penuh kecermatan dan ketelitian. Untuk Pewarnaan para perajin batik bisa mempergunakan zat pewarna sintetis maupun pewarna alami. Zaman dulu sebelum ditemukan zat pewarna buatan pabrik, para perajin batik menggunakan zat pewarna alami. Bahan pewarna ini bisa berasal dari kulit pohon, dan dedaunan. Warna-warna alami biasanya cokelat, biru dan hitam. Warna sogan ( kecoklatan ) diketahui erasal dari rebusan kulit atang pohon mahoni, semtara warna hitam adalah hasil perpaduan sogan dan biru.

Sedangkan warna biru diperoleh dari hasil fermentasi air redaman daun Tom (indigofera tinctoria ) yang mengalami oksidasi setelah dicamur kapur gamping. Buah pinang akan menghasilkan warna merah, daun mangga bisa menghasilkan warna hijau muda bahkan kotoran sapi bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan warna kuning emas. Hasil pewarnaan alami membatik ini sangat ramah lingkungan. Salah satu yang paling santer dikeluhkan masyarakat sekitar adalah pencemaran sungai akibat limbah pembuangan proses pencelupan batik di sentra pembuatan kerajinan batik. Bila menggunakan zat pewarna alam maka pencemaran lingkungan tidak membahayakan, sebaliknya zat pewarna sintetis itulah yang merusak lingkungan karena padat kimia. Semantara ini batik dengan pewarna alami banyak dicari orang, terutama turis asing. Warna kain batik yang kusam dan lembut justru menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang bernostalgia. Batik jenis ini memang sulit ditemukan, karena dibuat secara alami dan tradisional.

Selain, kain mori dan malam/ lilin peralatan lain yang digunakan untuk membatik adalah canting, anglo, wajan kecil untuk memanasi malam, kipas, arang, gawangan untuk menyampirkan kain mori, bandul untuk pemberat kain mori yang disampirkan di gawangan, taplak untuk melindungi paha si pembatik agar tidak ketetesan cairan malam yang panas serta saringan malam.

Membatik mempunyai keasyikan tersendiri dan dapat dijadikan sebagai kerja sambilan disela-sela kesibukan lainnya. Khususnya batik tulis. Oleh karena itu bagi mereka yang mempunyai keinginan untuk menambah penghasilan, batik tulis merupakan alternative jawabannya tanpa harus meninggalkan rumah

*PNS di Pemkot Salatiga
Pemerhati Budaya

1 komentar:

Batik Canting100 mengatakan...

Salam batik,

Saat ini kami sedang menekuni pembuatan Batik Tulis dengan Warna Alam dan juga Membuat Pasta Indigofera di Bedono-Semarang ( http://batiktuliscanting100.blogspot.com )

Namun hingga saat ini belum bisa menemukan segment Market yang tepat,sehingga Perputaran hasil Produk belum bisa maksimal dan sangat berpengaruh terhadap Cashflow yang ada.

Mungkin bisa dibantu untuk menemukan Market terhadap Produk kami tersebut,dan saya sangan berharap adanya kerjasama secara Sinergi dengan Bapak.

Saya tunggu kabar baik nya,

Salam,
Eko BS./08562664389

 
template : Copyright @ 2010 HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. All rights reserved  |    by : boedy's