Perpustakaan Umum Terbengkalai
Namun saya begitu prihatin ketika melihat fasilitas publik berupa Perpustakaan Umum Kota Salatiga, tempat sebagian orang memperluas wawasannya, malah terkesan terbengkalai tak terurus. Fasilitas terkesan seadanya yang semakin menjauhkan pengunjung untuk kembali menengok ruang dan koleksinya di kemudian hari. Ini fakta yang memprihatinkan di sebuah Kota Pendidikan.
Upaya berupa rencana untuk menumbuhkan perpustakaan lewat pembangunan gedung baru oleh Pemkot Salatiga, sudah barang tentu akan mendapat dukungan warga termasuk saya tentunya. Karena perpustakaan juga merupakan jendela dunia, tempat anak cucu kita mendapatkan wawasan dan ilmu yang berguna bagi masa depan. Kita tunggu saja kepedulian pengambil kebijakan di kota ini untuk secepatnya merealisasikan rencana ini, sehingga Salatiga memang layak disebut Kota Pendidikan.
Adi Utomo
Warga Kelurahan Salatiga.
Namun, jaman sudah berubah. Saya tidak ikut merasakan keindahan Salatiga itu karena saya terlahir dalam era modernisasi. Tapi, kalau boleh memilih, saya tentu sangat mendambakan Kota Salatiga yang memiliki konsep pembangunan seperti jaman dulu yang terkesan lebih bijak karena sangat memperhatikan nilai keseimbangan dengan lingkungan dan memiliki nilai manfaat jangka panjang. Sebagai contoh adalah gedung jaman dulu yang nota bene dibangun oleh Belanda ternyata lebih megah dan kokoh sampai sekarang. Pohon-pohon besar nan rindang di sepanjang Jalan Diponegoro memberi kesejukan dan dapat mengurangi efek polusi udara. Banyaknya sumber mata air dan kolam mandi alami untuk kebutuhan hidup serta adanya Taman Sari sebagai paru-paru kota dan tempat untuk bersantai di tengah kota menambah keindahan kota.
Sayangnya, saat ini, Salatiga belum memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga keberlangsungan lingkungan yang bersahabat dengan mengoreksi diri kita sendiri. Adakah kita memiliki kesadaran akan menanam pohon untuk anak cucu kita nanti? Sudahkah kita mengolah sampah dengan benar? Atau, sudahkah kita memiliki kepedulian dengan keberadaan bangunan kuno bersejarah yang dengan mudah beralih fungsi bahkan dirobohkan untuk kepentingan ekonomi semata?
Mungkin, perubahan Salatiga seperti saat ini merupakan fenomena jaman yang dilatarbelakangi kompleksitas masalah. Banyak hal yang perlu kita rembug bersama. Pasalnya, keberadaan kota Hati Beriman ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai bagian dari warga Salatiga. Kita perlu lebih peka terhadap perubahan; menumbuhkan kesadaran lingkungan sejak dini; serta memiliki kesadaran akan konsep pembangunan yang bijak untuk lingkungan dan kesejahteraan bersama. Selain itu, yang lebih penting adalah kita sehati sepikir untuk melangkah menuju Salatiga yang lebih peduli terhadap alam sekitar, sesama, dan Sang Pencipta.
Agustin Tamara
Kalitaman-Salatiga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar