MAJALAH HATI BERIMAN "MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA"

09 Maret 2008

Profil


Alwi: Iri Kepada Sepak Bola

Izin, Raut wajahnya mengesankan sosok dengan karakter kaku dan keras. Bicaranya juga ceplas-ceplos, tanpa basa-basi. Tapi, jangan takut, di balik karakternya yang keras itu, sosok yang satu ini selalu penuh perhatian saat berbincang dengan orang lain. Kita akan merasa Sangay dihargai ketika berbicara dengannya.Alwi Mugiyanto. Begitulah nama lengkap lelaki paruh baya ini. Pria yang akrab dipanggil Alwi ini adalah pelatih klub atletik Tiger Lokomotif Salatiga.
Nama maestro atlet asal Salatiga ini telah melambung di Republik kita. Bahkan sosok kelahiran Suruh, Kabupaten Semarang, 56 tahun lalu itu termasuk yang paling diperhitungkan dalam setiap pesta olahraga di tingkat ASEAN. Maklumlah, segudang prestasi telah diukir putra bungsu pasangan R. Karto Setiko dan Rr. Marben ini melalui anak-anak asuhnya.Berkat tangan dingin bapak tiga anak inilah, Indonesia memiliki pelari handal sekelas Ruwiyati (kakak Trianingsih), Trianingsih, Faizin, Novita, dan Witari. Tak heran, apabila nama anak kelima dari lima bersaudara ini sering menghiasi halaman media massa. Tak terkecuali saat Trianingsih mampu menggondol dua emas sekaligus memcahkan rekor di ajang Sea Games Thailand, akhir tahun lalu.Namun, nama besarnya itu tak diperolehnya secara mendadak. Perjuangannya berawal pada 1990 silam. Dengan segala upaya, Alwi mendirikan klub atletik bernama Putra Jaya. “Pada tahun 1991, saya mengganti nama klub ini menjadi Tiger Loccomotif,” ungkap suami Endang R. ini.
Nama Loccomotif pun memiliki cerita sendiri. Pada tahun 1993, keenam atletnya mampu memborong juara dalam lomba yang diadakan di Bandung. Ternyata, sepak terjang klub ini mampu menarik perhatian Haryanto Dhanutirta yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perhubungan. “Kebetulan, beliau sangat menyukai atletik,” kata alumni SD Kalicacing pada 1960 itu. Selanjutnya, PJKA (kini PT KAI, Red) bersedia menjadi sponsor klub atletik ini. “PJKA sanggup mengontrak keenam pelari saya dengan memberi uang pembinaan,” jelasnya. Dari sinilah Putera Jaya berganti nama menjadi Tiger Loccomotif.Dari sponsorship atau kerja sama ini, kompensasi lain yang diperoleh klubnya adalah kemudahan transportasi dan akomodasi dalam mengikuti setiap lomba. “Kemudahan ini sangat penting mengingat permasalahan utama dalam menghidupi sebuah klub adalah transportasi dan akomodasi saat mengikuti lomba,” kata lulusan SMP Krida Darma itu.
Meskipun sudah memiliki nama besar, bukan berarti klub atletik ini bebas dari berbagai hambatan. Beban beratnya saat ini adalah kebutuhan biaya untuk membanguan lintasan latihan.“Lintasan lari yang lama rusak berat karena semua pasir pada lintasan hanyut akibat banjir,” keluhnya. Padahal, dia harus membangun lintasan lari halang rintang untuk persiapan PON yang akan datang. “Jika tak diperbaiki, kaki para atlet bisa cidera,” tambahnya.Pengasuh 28 atlet ini menyayangkan tak adanya keterlibatan Pemerintah Kota Salatiga. Menurut mantan siswa SMA Dharma Putera ini, lintasan latihan seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah. Jadi, seorang pelatih cukup berkonsentrasi untuk mencetak atlet. “Terus terang, saya iri terhadap cabang sepakbola yang sedemikian banyak menyedot anggaran pemerintah, namun hasilnya bisa kita lihat, hampir tak ada,” paparnya. Ke depan, Alwi sangat mengharapkan keterlibatan pemkot dalam memajukan cabang olahraga atletik. “Saya ingin, pemkot memperhatikan beban yang saya tanggung ini,” tegasnya.(lux)

Tidak ada komentar:

 
template : Copyright @ 2010 HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. All rights reserved  |    by : boedy's