MAJALAH HATI BERIMAN "MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA"

30 Agustus 2007

Batu Hitam Kyai Turus

Candi adalah sebuah bangunan, yang biasanya berasal dari masa lampau dan berasal dari budaya Hindu-Buddha. Akan tetapi sebuah candi belum tentu dahulu kala pernah digunakan sebagai tempat ibadah. Banyak situs-situs purbakala yang ditemukan, dahulu kala berfungsi sebagai istana-istana, tempat permandian dan sebagainya.

Siapa sangka di tempat sekecil ini ternyata terdapat sebuah candi ? Candi yang terletak di tengah pekarangan yang sekarang telah ditumbuhi pohon bambu. Lokasinya sekitar 3 km di timur laut jantung kota, dimungkinkan candi ini merupakan peninggalan agama Hindu pada abad ke-8.

Candi yang berada di tengah bangunan Madrasah Ibtidaiyah konon sangat unik, hal tersebut karena suasana candi sangat sejuk dan tidak panas. Tepat di samping Candi, perkampungan.

Untuk menuju Candi lebih baik menggunakan mobil pribadi, karena cukup jauh dari jalan utama, dan bila menggunakan angkutan umum tentu akan sulit. Itulah awal mula terjadinya nama Lingkungan Canden Kelurahan Kutowinangun Salatiga.

Nama Canden berasal dari penemuan-penemuan batu kecil yang menyerupai candi. Namun karena masyarakat awam kurang tahu dan kurang perduli akan makna dan fungsi batu tersebut, maka benda-benda tersebut hingga saat ini sudah tidak ada lagi.

Menurut Rusdi (56 th) warga lingkungan Canden, mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan reporter Hati Beriman di rumahnya dengan penuh rasa kekeluargaan. Diakui dulu memang pernah ditemukan sebuah Candi kecil di depan sekolah Madrasah Ibtidaiyah, karena dirasa tidak ada manfaatnya, maka candi tersebut dibuang. “Di sekitar candi itu terdapat berbagai kekuatan roh, yang kadang menjelma sebagai ular, orang kecil yang punya daya linuwih” kata pak Rusdi.

Sementara pak Rusdi sendiri tahun yang lalu pernah menemukan sebuah batu berbentuk Semar yang merupakan tokoh pewayangan. Awalnya ia bermimpi, disawah yang ia kerjakan terdapat hamparan air jernih, dan pagi harinya ia mencangkul sekitar petunjuk mimpi, namun rasanya udara pagi hari itu semakin lama semakin terasa panas.

Waktu istirahat Rusdi merasa tangannya sebelah kiri yang menempel di tanah tiba-tiba ada dorongan dari bawah, yang dirasakan seperti ada binatang luwing, namun didiamkan begitu saja.

Dengan rasa penasaran di coba lagi, ternyata dorongan tersebut semakin besar. Dengan penuh rasa ingin tahu maka lokasi tanah tersebut dicangkul pak Rusdi, namun hanya terdapat sebuah bongkahan tanah besar, ternyata setelah bongkahan tanah besar dihancurkan dengan tangan tersisalah sebuah batu kecil yang karatan. Setelah dibersihkan akhirnya menyerupai batu berwarna hitam yang berbentuk Semar dan bernama Kiyai Turus. Dimungkinkan batu tersebut merupakan serpihan dari Candi yang terdapat di Lingkungan Canden kelurahan Kutowinangun Salatiga.

Sebagai orang Jawa batu tersebut sampai saat ini masih di pelihara dengan cara dibungkus kain putih yang di dalamnya diberi kembang setaman dan minyak wangi, katanya. (kst/bdi)

Tidak ada komentar:

 
template : Copyright @ 2010 HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. All rights reserved  |    by : boedy's