MAJALAH HATI BERIMAN "MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA"

18 Januari 2009

PENDIDIKAN; KPTT: Mendampingi Petani Muda

KPTT:

Mendampingi Petani Muda

Di kota kecil seperti Salatiga, pertanian kadang kala menjadi sebuah istilah langka dan bahkan asing bagi sebagian orang. Menginggat lahan pertanian di Kota Salatiga yang kecil dan terus tergantikan bagi peruntukan lain. Dan budaya pertanian yang dulu diwariskan oleh nenek-kakek kita, menjadi kurang membumi dan relevan. Anak-anak sekolah di perkotaan semakin asing dengan budaya agraris, karena proses perjumpaan mereka dengan budaya itu sudah semakin jarang.

Kota Salatiga, dengan luas lahan pertanian yang sempit, ternyata masih menyisakan perhatian pada budaya agraris, pengembangan serta pewarisan pengetahuan dan pengalaman kepada generasi muda. Kenyataan ini masih terlihat dari bertahannya salah satu lembaga pendidikan di bidang pertanian yang secara konsisten mencetak kader-kader muda di bidang pertanian.

Kursus Pertanian Taman Tani (KPTT) begitu orang-orang menyebutnya, adalah sebuah lembaga yang bertujuan memajukan perkembangan sosio-ekonomi Indonesia, khususnya di bidang agraris dengan menyelenggarakan kursus pertanian.

Banyak orang Salatiga kurang mengenal KPTT yang lokasinya terletak di Jl. Mayangsasri 2, Karangduwet. Padahal lembaga ini sudah berdiri sejak 1 September 1965. Sejarah pendiriannya dilakukan oleh tiga lembaga yaitu Ikatan Petani Pancasila (mewakili sector Sosial), IKIP Sanata Dharma (mewakili lembaga pendidikan), dan Panitia Wali Gereja Indonesia Sosial (mewakili lembaga keagamaan).

Dipilihnya Kota Salatiga sebagai lokasi kursus karena sudah ada lahan yang bisa digunakan, dan lokasi yang relatif dekat dengan daerah kota, serta kedekatan dengan keberadaan patner lain di bidang pertanian seperti UKSW dan Perkebunan Getas.

Oleh KPTT, pertanian dianggap strategis karena Indonesia membutuhkan orang-orang terampil dan berkarakter di bidang pertanian yang mencintai pertanian sehingga memungkinkan pertanian menjadi maju. Dengan majunya bidang pertanian yang menjadi dasar ketersediaan pangan, maka sudah barang tentu bidang lain juga dapat berkembang. Menurut Direktur KPTT, Y. Wartaya Winangun, M.Hum, SJ, kekhasan KPTT adalah memberikan training pertanian berbasis karakter, dengan mengutamakan praktek dan penanaman jiwa wirausaha sehingga menjadikan alumninya petani pengusaha yang sukses. Dalam belajar menjajar, porsi untuk praktek dan usaha mendapatkan jatah terbesar yaitu 70%, dan 30% sinsanya teori.

Program yang ditawarkan KPTT kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan masyarakat di bidang pertanian meliputi: Kursus Pertanian 1 Tahun, Kursus Pertanian 3 Bulan, Kursus Super Kilat (5 Hari), dan Pelatihan Anak-Anak Sekolah. Untuk membentuk kebiasaan yang positif, maka siswa yang belajar di tempat ini diharuskan tinggal dalam asrama, dengan jadwal mengacu pada kegiatan yang digeluti oleh petani. Jam belajar pun dilakukan pada sore hari yaitu pada pukul 17.15 – 21.15 WIB. Pada kursus kilat diberikan pengetahuan praktis bidang pertanian seperti tema tentang Pertanian Organik. Hal ini dilakukan untuk mendorong petani menjadi mandiri, tidak bergantung pada pupuk dan pestisida buatan pabrik, hasil panen menyehatkan, serta bersahabat dengan alam, karena KPTT memandang pertanian harus dilakukan secara berkelanjutan (sustainable agriculture). Pelatihan kepada anak-anak sekolah dilakukan secara rutin dengan tenaga pelatih professional dan sarana-prasarana yang memadahi. Setiap tahunnya KPTT memberikan pelatihan kepada puluhan sekolah baik negeri maupun swasta yang berasal dari Salatiga, Ambarawa, Bawen, Ungaran, Semarang, Solo, Klaten, Magelang, dll.

Guna menunjang kegiatan belajar mengajar tersedia lahan praktek berupa bedeng-bedeng tanaman holtikultura, tanaman hias, dan padi. Sedangkan untuk peternakan tersedia ternak sapi, kambing, kelinci, itik dan ayam, serta ternak ikan lele, gurami, patin dan lobster. Pengembangan jiwa kewirausahaan siswa dilakukan dengan penyediaan petak ekonomi berupa satu petak lahan menanam untuk siswa dan hasilnya diperuntukkan bagi siswa. Juga praktek memelihara ayam broiler yang hasilnya dapat dinikmati siswa sendiri.

Siswa yang belajar di tempat ini berasal dari berbagai tempat dan latar belakang. Umumnya mereka mengenal informasi KPTT dari para alumni, LSM-LSM, dan internet. Dengan semangat inklusif yang tak mengenal batas agama, ras, suku, daerah, dll, KPTT juga telah menjadi media untuk menumbuhkan saling pengertian diantara siswa yang memiliki latar belakang yang beragam, sehingga penghargaan terhadap pribadi manuasia dapat tumbuh dalam diri siswa KPTT. Tahun 2005 KPTT juga telah membuka kesempatan kepada perempuan untuk menjadi siswa.

Sejak tahun 1965 sampai dengan sekarang, KPTT telah mendidik 85 angkatan (kursus 1 tahun) dengan jumlah alumni sejumlah 3500-an orang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh sampai Papua. Kepada siswa yang lulus diberikan sertifikat, mengingat penyelenggaraan pendidikan di KPTT adalah pendidikan non-formal.

Sejak tanggal 1 Juni 2004, KPTT meyediakan Pelayanan Anjangsana Taman Tani, yang ditujukan kepada para siswa/mahasiswa, karyawan/staf/pengusaha/politikus, dan turis asing. Tujuannya untuk memupuk pengenalan alam, meditasi alam, respek alam, kenal budaya dan juga rekreasi.

Penyadaran tentang pentingnya pertanian sebagai penyangga ketahanan pangan masyarakat dan negara terus dilakukan KPTT dari kota kecil Salatiga. Kontribusi yang dihasilkan dari kota kecil ini tidak hanya berhenti di kota yang berpenduduk 176.000 orang ini melainkan menyebar sampai ke seluruh pelosok Indonesia dari Aceh sampai Papua, lewat alumni-alumninya.

KPTT sendiri berharap dapat meningkatkan kerjasama dengan pemerintah Kota Salatiga lewat Dinas Pendidikan atau Dinas Pertanian yang selama ini jarang dilakukan. Menurut direkturnya, beberapa waktu lalu kerjasama yang dilakukan dengan melibatkan tenaga pengajar yang kebetulan bekerja juga pada Dinas Pertanian Pemkot Salatiga. Hanya saja sekarang sudah terhenti, dan keberadaan lembaga ini serasa tidak banyak diketahui masyarakat dan Pemkot Salatiga Sendiri.

Sebagai suatu lembaga pendidikan non formal di bidang pertanian , sudah barang tentu membutuhkan sarana/prasarana seperti buku-buku, komputer, alat dan teknologi pertanian, serta peluang yang menjawab tuntutan jaman. Dan bukan berlebihan kiranya Dinas Pendidikan dan Dinas Pertanian sesuai dengan Tupoksinya dapat meningkatkan kerjamanya dengan lembaga ini.

Lewat kerjasama yang dilakukan oleh KPTT, Masyarakat, dan Pemerintah Kota Salatiga, diharapkan setiap gerak langkah orang-orang yang berkehendak baik pada pertanian dapat didukung, demi tercapainya kemandirian dan ketahanan pangan yang sesungguhnya. Dengan demikian Kota Salatiga juga dapat berbangga hati karena ikut mendukung pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan.(shk)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Bagus Dapat Membimbing unTuk menjadi Petani Yang Sukses

 
template : Copyright @ 2010 HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. All rights reserved  |    by : boedy's