MAJALAH HATI BERIMAN "MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA"

11 Oktober 2011

Surat Pembaca

Jalan Jendral Soedirman Ku

Dahulu jalan itu masih dilalui 2 arah macet pasti di pagi hari, kemudian ada undang-undang dibuat searah, luar biasa ternyata banyak warga kita yang buta warna tidak dapat membedakan warna merah dengan kuning. Mau coba saat ini saat jam sibuk antara jam 11.00 - 13.00 pasti ada motor-motor yang dinaiki oleh pengendara yang buta warna melintas dengan santainya seperti bebek nyebrang jalan tidak tengok kanan kiri cara koboi menentang arus jalan dengan mlipir-mlipir Ada lagi sudah ada tanda lalu lintas setrip merah dilingkaran hitam alias dilarang masuk, malah dengan semangat katroknya, tidak takut sama semprit lagi masuk jalan dengan kebal-kebul knalpot.

Inilah budaya kita yang dikatakan mau berubah menjadi reformis akhirnya keterusan menjadi amis (amat,miskin) moral dan pikiran.

Kalau mau tegas ya disemprit dong atau buat sekali kali jalan jendral soedirman salatiga sebagai jalan car and motor cyle free day (bebas emisi karbon) saat hari libur / minggu sampai jam 9 pagi. POASTI OKE

Tulisan si kecilku, Christina Susilaningsih



Membangun Salatiga Sebagai Kota Budaya

Salatiga memiliki koleksi brand atau sebutan : Kota Pendidikan dan Kota Transit Wisata Sebaiknya kota salatiga memiliki pertunjukan budaya lokal rutin yang dapat meningkatkan kreativitas penduduk, sehingga menambah ritme dan etos kehidupan masyarakat. Dengan peningkatan pertunjukan budaya yang bersumber jati diri, akan dapat mewujudkan kehidupan masyarakat Salatiga adem ayem, toto titi, tentrem, dan tetap maju tidak terjadi gejolak politik, sosial, ekonomi yang menonjol.

Saya harapkan pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan komponen institusi pendidikan, dan pihak terkait untuk lebih menunjukkan ciri khas kota Salatiga sebagai kota budaya. Selain itu juga tidaklah cukup hanya sebatas membangun kembali, tapi sangat diperlukan adanya kerja ekstra dari seluruh komponen baik pemerintah, tokoh masyarakat dan pemuda, agar apa yang dibangun dapat bermanfaat bagi masyarakat pemilik tradisi budaya setempat.

Diharapkan Pemerintah dapat menjaga kearifan lokal dan menciptakan potensi-potensi dari segi tersebut. Artinya para pembangun kota harus mempelajari budaya/sejarah suatu wilayah. Karena dengan mempelajari sejarah, perencana kota dapat memelihara sesuatu yang baik tentang kota, sementara berupaya merencanakan pertumbuhan di dalamnya. Perkembangan kota mencerminkan evolusi.

Dari evolusi ini timbullah sejumlah pembelajaran, pengalaman, tradisi, dan kecenderungan. Mengabaikan pengalaman-pengalaman pendahulu hanya akan mengakibatkan terulangnya kembali kesalahan-kesalahan masa lalu (Catanese, 1988). Bersama dengan budaya akan terjalin keselarasan, keharmonisan, kenyamanan serta kehidupan berkualitas baik di kota Salatiga.

(Wibowo---Tegalrejo)

Tidak ada komentar:

 
template : Copyright @ 2010 HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. All rights reserved  |    by : boedy's