MAJALAH HATI BERIMAN "MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA"

11 Oktober 2011

Opini: “Berkoalisilah Dengan Rakyat”

Oleh: Kutut Suwondo*)

Ketika SBY mengusung Budiono, seorang tehknokrat dan bukan seorang yang berlatar belakang politik, pada Pilres 2009, rakyat terkejut dan bangga, karena SBY lebih mementingkan kinerja kabinetnya dibanding usaha-usaha untuk menyelamatkan kekuasaannya lewat koalisi dengan partai lain. Kenyataannya rakyat mendukung penuh SBY dan pada Pilpres itu SBY memenangkan secara mutlak suara dari rakyat.

Hal yang sama juga terjadi pada pemilihan walikota Surakarta, dimana Joko Wi mengusung Rudi yang sama-sama dari PDI-Perjuangan, dalam hal inipun rakyat mendukung sepenuhnya kebijakan Joko Wi dengan memberikan suara mutlak kepada pasangan tersebut.

Namun perkembangan yang terjadi sesudah satu setengah tahun, pemerintahan mereka menunjukkan arah yang berbeda SBY-Budiono terjerumus dalam proses-proses pembentukan koalisi dengan partai lain, dalam rangka untuk melestarikan kekuasaannnya sejumlah kasus yang kemudian membawa koalisi kedalam suatu proses pertarungan kekuasaan adalah kasus Bank Century, Miranda Gultom, Antasari-Ashar, Gayus, dan yang terakhir Nazaruddin. SBY sibuk mengatur koalisi dan berusaha menyelamatkan kekuasaannya dengan mencoba menutupi permasalahan-permasalahan yang muncul baik dalam pemerintahannya maupun dalam tubuh partai yang mendukungnya. Dalam situasi semacam ini rakyat merasa ditinggalkan, pada pemimpin yang semula diharapkan akan mensejahterakan kemudian sibuk dengan urusan mereka sendiri, yaitu urusan untuk menyelamatkan kekuasaan.

Berbeda dengan SBY, Joko Wi tetap pada jalur keberpihakan dan koalisinya dengan rakyat. Dia tidak memperdulikan apakah kekuasaannya akan langgeng atau tidak, namun yang dia lakukan adalah jelas berkoalisi dengan rakyat, dengan banyak melakukan program-program pembangunan untuk rakyat. Dan yang paling penting dia selalu secara rutin mendatangi rakyat, menyerap aspirasi, dan melaksanakan kehendak rakyat, inilah bentuk koalisi yang diharapkan oleh rakyat.

Kota Salatiga telah memiliki walikota dan wakil walikota yang baru, sebaiknya pasangan ini belajar dari kesalahan dan kebenaran dari dua peritiwa diatas. Tindakan atau upaya untuk bekoalisi dengan rakyat adalah hal yang seharusnya dilakukan, namun demikian untuk berkoalisi dengan rakyat dibutuhkan paling tidak tiga tindakan, yaitu:

Pertama : Secara rutin bertemu dengan rakyat menyerap aspirasi rakyat dan melaksanakan keinginan rakyat. Untuk Salatiga yang hanya mempunyai 22 kelurahan usaha untuk secara rutin menemui rakyat adalah hal yang sangat mudah untuk dilakukan.

Kedua : Walikota, wakil walikota dan jajaran pemerintahan harus bertindak jujur, berani dan tegas.

Ketiga : Walikota dan wakil walikota tidak perlu untuk melindungi siapapun, baik dari jajaran pemerintahan maupun dari partai pendukungnya yang melakukan pelanggaran hukum, penegakan hukum harus dilaksanakan tanpa pandang bulu, termasuk terhadap kemungkinan adanya tindakan pelanggaran hukum oleh dirinya sendiri.

Selamat bertugas dan selamat berkoalisi dengan rakyat, semoga rakyat akan selalu mendukung walikota dan wakil walikota yang baru.

*)Penulis adalah Pengajar pada Universitas Kristen Satyawacana Salatiga

Tidak ada komentar:

 
template : Copyright @ 2010 HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. All rights reserved  |    by : boedy's