MAJALAH HATI BERIMAN "MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA"

12 Februari 2007

SMP Negeri 10 Bangkit


Melongok Sekolah-sekolah “Pinggiran” di Salatiga (1)

SMP Negeri 10 Bangkit


Stigma sekolah pinggiran dan sekolah favorit masih cukup kuat di kalangan masyarakat kita. Tentu saja sekolah yang berada di jantung kota lebih diuntungkan karena identik dengan predikat sebagai sekolah favorit. Lalu bagaimana nasib sekolah yang jauh dari pusat perkotaan?

SMP Negeri 10 Salatiga merupakan salah satu sekolah yang berada di pinggiran kota Salatiga. Meskipun bangunan SMP Negeri 10 berdekatan dengan bangunan Kantor Kecamatan Argomulyo, namun menempuh perjalanan menuju SMP ini relatif lebih sulit, sekitar 6 KM dari pusat kota. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan bagi sekolah ini dibanding sekolah lain yang kebetulan berada di tengah kota. Maklum jika akhirnya in put siswa yang masuk ke sekolah tersebut didominasi dari kalangan masyarakat pedalaman.

Namun jangan salah. Siapapun dan dari manapun siswa berasal, mereka tetap berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas. Untuk itulah, di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Drs. Munadzir, M.Si, SMP Negeri 10 Salatiga berusaha bangkit dengan slogan BANGKIT. Slogan tersebut merupakan akronim dari Baik, Aktif, Nirmala (bening, suci), Gesit, Kreatif, Indah dan Taqwa.

“Kami merasa bangga mengelola SMP Negeri 10 ini. Sebab, para staf pengajar, pengurus Komite Sekolah, pemerintah Kecamatan dan masyarakat sekitar sangat mendunkung upaya SMP Negeri 10 Bangkit,” tandas Munadzir

Sekolah yang satu ini memang terlihat pesat berbenah diri. Ketika masuk ke lokasi saja akan terlihat gapura besar berwarna mencolok bertuliskan nama SMP 10 dan slogan BANGKIT. Masuk ke halaman sekolah suasana juga sudah berubah dari tahun sebelumnya. Taman dengan tanaman bunga dan air mancur ber-ornamen bunga teratai sama persis dengan taman yang ada di depan halaman DPRD Kota Salatiga. Gedung menjulang dengan cat berwarna mencolok menambah kesan dinamis SMP ini. Dari kesan tersebut orang akan membayangkan sekolah tersebut adalah sekolah “pinggiran” yang telah berbenah menjadi sekolah favorit.

Dikatakan Munadzir, dalam 100 hari kepemimpinannya, pihak SMP Negeri 10 melakukan gebrakan melalui even besar. Bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-11 diselenggarakan kegiatan dengan tema Live March Celebration & Anniversary 2007 yang berlangsung sangat meriah. Acara tidak tanggung-tanggung digelar, mulai dari peresmian gedung baru disertai dengan lomba yang terdiri dari lomba Bahasa Inggris, Marching band tingkat SD se- kota Salatiga dan sekitarnya, lomba solo vokal, lomba MIPA dan Lomba Lari 100 M.

Hadir juga dalam acara tersebut Wakil Walikota John M. Manoppo SH, Camat Argomulyo Siti Nur Sholehah, anggota Muspika dan sejumlah anggota DPRD Kota Salatiga, seperti Sarwono SE, Kustadi Danuri, Tedy Sulistyo SE, Arif Budiyanto dan Ahmadi, SH.

Sarwono, anggota DPRD Kota Salatiga yang juga Ketua Komite SMP 10 berpendapat bahwa SMP yang selama ini dinilai “pinggiran” tidak perlu berkecil hati. Dia mencontohkan dirinya sendiri. Beliau pernah menjadi kepala desa di Randu Acir yang nota bene tempat terpencil, namun dengan pengabdian yang tulus dan kerja yang maksimal hasilnya dapat di petik sekarang. Kawasan yang dahulunya tanah hanya berharga 15 ribu kini menjadi 150 ribu per meter persegi. Hal tersebut karena pembangunan sarana jalan cukup baik dan angkot sudah masuk dengan lancar.

Sarwono pun berpesan kepada Munadzir bahwa sekolahan ibaratnya bus. Jika jurusannya Salatiga-Ambarawa maka perjalanan akan terasa lamban karena bus harus berhenti menaikkan dan menurunkan penumpang. Lain halnya jika bus jurusan Semarang-Solo apa lagi Patas, maka dia hanya berhenti di tempat- tertentu sehingga lajunya terlihat cepat. Oleh karena itu SMP Negeri 10 sekarang harus megubah orientasi dekat menuju orientasi yang jauh, agar dapat memacu proses belajar.

Sarwono bangga menjadi ketua Komite sekolah tersebut, karena dia berkeinginan membangun sekolah yang ada di wilayahnya tersebut menjadi sekolah unggulan. Bersama kepala sekolah yang baru berarti ada semangat baru dan itu dapat mempercepat laju perubahan.

Camat Argomulyo Dra. Siti Nur Sholehah juga memberikan saran kepada Munadzir yang mantan Kepala Sekolah SMP 9 ini. Walaupun sekolah yang dipimpin sekarang letaknya terpencil, namun apabila tugas dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab dan ikhlas maka hasilnya akan lebih baik. Sekolahan yang berada di tengah kota belum tentu hasilnya akan baik dibanding dengan sekolah pinggiran. “Melalui tenaga yang profesional dan cara pandang yang jauh ke depan sekolah akan maju,” tukasnya.

Sementara itu, Munadzir dalam sambutannya bercerita pernah menerima SMS masuk ke Hand Phone- nya yang intinya berpesan jangan ngoyo-woro, urusi dulu mutu sekolah baru bangun sarana, karena pembangunan akan sia-sia. Namun, Munadzir berusaha mengantisipasi semua persoalan bersama-sama unsur pendidik telah mencanangkan program belajar tambahan khususnya untuk kelas III. Sedangkan pembangunan sarana dan prasarana adalah sesuatu yang tidak boleh diabaikan. Dengan pembangunan yang layak bahkan megah setiap penghuni sekolah, baik dari guru dan siswa akan bangga sekolahnya tidak ketinggalan dari yang lain. Rasa kenyamanan dan kondusif juga akan muncul, dan akan menumbuhkan semangat belajar mengajar.

“Ibarat mesin, SMP 10 sudah turbo, walaupun tidak sama dengan sekolah unggulan lain. Orientasi juga sudah dirubah, ingin menjadi sekolah unggulan, maka tidak ada kata lain bagi kami kecuali bangkit mengukir prestasi. Kalau sekolah pinggiran tidak pernah diperhatikan pembangunan dan fasilitasnya, maka kapan kami akan maju?” tambah Munadzir.(lux)

Tidak ada komentar:

 
template : Copyright @ 2010 HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. All rights reserved  |    by : boedy's