MAJALAH HATI BERIMAN "MAJALAH BERITA WARGA KOTA SALATIGA"

26 Februari 2007

Hampir Satu Kampung Menekuni Kerajinan Bambu

Dikalangan pedesaan bisa jadi sangat mudah untuk menemukan pohon bambu. Namun, belum banyak yang tahu bahwa bambu dapat diolah sebagai sumber pendapatan ekonomi yang dapat mendatangkan banyak keuntungan.

Di Salatiga, ternyata banyak pengrajin bambu potensial yang mempunyai karya dengan nilai jual tinggi. Bahkan ketrampilan tersebut sebagai wadah kesempatan peluang kerja bagi kawula pedesaan untuk meningkatkan penghasilan.

Aneka kerajinan yang terbuat dari bambu diproduksi setiap hari. Seperti sumpit, vas bunga, anyaman kere untuk pelindung panas, hingga hiasan berbentuk hewan seperti bebek, pinguin, kucing dan kiwi.

Kawasan pedukuhan Ngablak, Kelurahan Pulutan, hampir sebagian besar warga menekuni kerajinan bambu. Kebanyakan mereka memproduksi kere dengan ukuran lebar 1 meter dan panjang 2 meter. Harga jualnya berkisar 25.000 rupiah.

Aktivitas sehari-hari di kawasan pedukuhan tersebut tidak bisa lepas dari bambu. Hamparan batang-batang bambu yang dijemur di sepanjang jalan menjadi pemandangan yang khas. Bambu tersebut memang harus dijemur setelah dicuci dngan air dan pasir untuk menghilangkan buluh (lugut) bambu. “Warga menekuni kerajinan bambu ini sejak 25 tahun yang lalu. Kalau ditekuni sungguh-sungguh bisa menjadi peluang kerja dan bisa mengurangi angka pengangguran,” ujar seorang warga Kustono.

Keberadaan jumlah pengrajin tiap tahunnya selalu bertambah. Sampai saat ini sudah terdapat 35 pengrajin bambu. Mereka berjalan sendiri-sendiri dan tumbuh berdampingan dengan baik. Setiap bulan sekali mengadakan pengajian bersama untuk meningkatkan persaudaraan. Sedangkan waktu kerja mulai hari Senin sampai dengan Jumat, khusus Sabtu dan Minggu menjual produk kere ke luar kota.

Pengrajin mengaku tidak kesulitan untuk mencari bahan baku. Sebab, di Salatiga bambu tersedia dengan cukup dan harganya pun relatif murah. Per batang bambu harganya hanya 5.000 rupiah. Kemudian dipotong dengan ukuran 2 meter menjadi 8 bagian. Selanjutnya batang bambu yang sudah kering dibelah dengan ukuran kecil-kecil dan diperhalus dengan sabit sampai halus yang di kerjakan secara tradisionil serta baru dianyam satu-persatu dan dikaitkan dengan tali plastic sepanjang 2 meter. Mengerjakan satu kere membutuhkan waktu satu hari. Masalah kerajinan bambu ini warga setempat terbuka sekali terhadap siapa saja yang akan belajar membuat kere, tidak ada istilah rahasia-rahasia.

Pemasaran produk ini sudah sampai diberbagai kota di Jawa Tengah. Semuanya berjalan lancar. Hanya saja, yang masih dirasakan menjadi kendala adalah menyangkut permodalan. Hal ini sangat dirasakan para pengrajin pada saat pemesanan meningkat.

Hanya dengan berbekal ketrampilan sebagai pengrajin kere bambu, salah seorang penduduk Ngablak Pulutan yang bertempat tinggal di RT 3 / RW 5 Dukuh Nobowetan dapat menghidupi keluarganya. Kini ia memiliki seorang anak dan seorang cucu.

Ia memang memiliki kemauan keras untuk bekerja, berkeliling dari rumahan kerumah sambil mengayuh sepeda untuk menjual hasil kerajinannya.

Lain halnya dengan pengrajin yang satu ini, pengrajin dangkel bambu ini bertempat di Grogol Kelurahan Dukuh Salatiga. Tempat kerjanya sangat luas, yaitu membuat kerajinan bebek, pinguin, kucing, dan kiwi. Kerajinanya menjadi penghasilan yang cukup lumayan. Bahkan sempat di jual sampai ke manca Negara. Kerajinan tersebut dikerjakan dengan peralatan mesin bubut sebagai penghalus dan dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitarnya.

Selain itu, ada juga pengrajin yang membuat vas bambu. Letaknya di Dukuh Karangpete Kelurahan Kutowinangun. Kalau pagi banyak jemuran Vas Bambu. Kerajinan ini sudah ada sejak dulu.

Kerajinan dengan bahan baku dari jenis bambu petung berukuran besar-besar ini benar-benar dapat memberikan tambahan penghasilan untuk keluarganya. Untuk teknik pemasaran tinggal dititipkan di toko-toko kerajinan.

Salah seorang pengrajin bambu mengatakan, "jenis kerajinan bambu ini dapat dikembangkan menjadi berbagai bentuk mainan, tergantung keterampilan pengrajin itu sendiri" katanya.(kst)

Tidak ada komentar:

 
template : Copyright @ 2010 HUMAS SETDA KOTA SALATIGA. All rights reserved  |    by : boedy's