oleh : Drs. Petrus Resi,M.Si
Sama seperti menyongsong hari raya natal tahun-tahun sebelumnya,dalam rangka natal 2007 ini, gereja Katolik masing-masing keuskupan setempat di Indonesia, termasuk Keuskupan Agung Semarang, selalu mencanangan suatu tema masa adven yang sangat relevan dengan perkembangan sosial kemasyarakatan bangsa untuk direnungkan dan direflesikan secara mendalam oleh seluruh umat Katolik di setiap gereja paroki sebagai wujud konkret kesiapan hati dan budi serta ungkapan tobat umat Katolik menyambut kelahiran Yesus, juru selamat umat manusia. Tema adven tahun 2007 bagi Keuskupan Agung Semarang adalah “Pendidikan iman bagi anak dan remaja” yang dijabarkan dalam empat sub tema yang wajib direnungkan oleh seluruh umat lingkungan lewat empat kali pertemuan sarasehan dimasing-masing paroki se-Keuskupan Agung Semarang sehingga umat Allah mampu mengembangkan pola penggembalaan yang mencerdaskan umat beriman dan mendorong keterlibatan aktif umat dalam memangun habitus baru berdasarkan semangat Injil.
Secara hakiki tema dan sub tema adven natal 2007 ini mempunyai tautan yang sangat relevan dengan tingkat kesulitan yang dihadapi oleh semua orang tua masyarakat Indonesia pada umumnya dalam mendidik anak dan remaja di tengah arus globalisasi dewasa ini. Bagi orang tua yang beragama Katolik khususnya, tugas dan tanggung jawab mendidik anak berakar dan berdasar pada panggilan suami istri untuk berpartisipasi dalam karya penciptaan Allah, yaitu melahirkan, mendidik, dan mengembangkan anakanak. Hal seperti ini merupakan suatu konsekuensi atas perkawinan Katolik yang berpijak pada berkat rahmat sakramen perkawinan yang dimampukan untuk mencintai satu sama lain sebagai tanda nyata dan kelihatan dari cinta Kristus kepada umat manusia dan gereja. Bagi orang Katolik, perkawinan merupakan dasar terbentuknya komunitas yang lebih luas, yaitu keluarga yang diwujudkan dalam hubungan seksual berdasarkan kasih dan memampukan suami-istri untuk bekerja sama dengan Allah dalam memberikan kehidupan kepada pribadi manusia ( keturunan ) yang baru berupa anak manusia. Jadi kelahiran anak merupakan tanda kehidupan dan anak-anak adalah anugerah atau karunia Allah dari perkawinan yang paling luhur. Bahkan menurut keyakinan agama Katolik, anak-anak dilahirkan sebagai anugerah istimewa dari Allah karena merupakan gambar dan citra Allah sendiri. Dalam konteks perkawinan yang sangat sakral dihadapan dan oleh Allah sendiri, gereja Katolik mengajarkan bahwa tujuan perkawinan itu adalah terbuka pada keturunan dan pendidikan anak, maka setiap keluarga katolik selalu dipanggil dan diutus untuk menjadi tempat pendidikan utama dan pertama. Lewat keluarga inilah anak-anak dan remaja mulai dididik dalam segala yang baik dan benar, sehingga pendidikan orang tua terhadap mereka menjadi tidak tergantikan. Hak maupun kewajiban orang tua untuk mendidik anak dan remaja bersifat hakiki, sebab sangat berkaitan dengan penyaluran hidup manusiawi. Selain bersifat asali dan utama, peran orang tua dalam pendidikan anak dan remaja juga karena adanya keistimewaan hubungan cinta kasih antara orang tua dan anak-anak. Walau pendidikan orang tua terhadap anak dan remaja tak tergantikan dan tidak dapat diambil alih atau diserahkan kepada orang lain, tetapi dari perspektif sosial dan lingkungan, tiap orang tua termasuk keluarga Katolik masih tetap membutuhkan dukungan lembaga pendidikan baik swasta maupun negeri karena pendidikan bagi hidup manusia lewat sekolah memiliki arti dan makna yang sangat penting dan istimewa, yaitu membekali dan membentuk anak agar tumbuh secara seimbang dan sempurna sebagai manusia, baik dalam memahami aneka pengetahuan ( kognitif ), mengolah dan mengungkapkan emosi atau perasaan ( afektif ), maupun mempunyai ketrampilan untuk mengolah dan mengembangkan bakat dan kemampuan atauketrampilan ( psikomotorik ). Dari sini, semua orang tua dituntut untuk tetap mampu membangun hubungan kerjasama yang baik dan sinergis dengan lembaga pendidikan agar sebagai partner orang tua, sekolah termasuk sekolah Katolik, dapat memainkan peranannya secara optimal, yaitu mencerdaskan anakanak bangsa lewat penanaman nilai-nilai luhur hidup dan budaya bangsa, membekali ketrampilan hidup dalam masyarakat, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sesuai dengan zamannya. Dan, secara spesifik, keberadaan lembaga pendidikan, terutama sekolah Katolik bagi orang tua, Katolik tetap menjadi partner yang baik bagi orang tua karena sekolah Katolik mampu menciptakan hidup bersama siswa yang dijiwai semangat Injil, cinta kasih melalui pendidikan religiusitas, mendidik dan mengenalkan aneka nilai kemanusiaan( humaniora ) untuk menghargai perbedaan. Selamat Natal tahun 2007.
1 komentar:
selamat dan sukses buat blogger baru ini ya.
Posting Komentar