Kota Salatiga yang secara geografis berada di tengah-tengah kawasan segitiga
Jika kita melihat kondisi peninggalan bangunan-bangunan sejarah yang ada, Salatiga jelas memiliki potensi yang strategis dalam hal perjuangan pada jaman penjajahan.Salatiga sangatlah erat hubungannya dengan Keraton Kartasura, sehingga Salatiga juga memiliki peranan penting dalam hal perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa benteng Salatiga diduduki oleh Pasukan Kartasura, dibawah pimpinan Patih Pringgalaya. Namun tidak beberapa lama pasukan dimaksud di tarik ke Kartasura untuk membendung bala tentara Kompeni yang mengancam Keraton Kartasura. Sebagai gantinya Salatiga di pertahankan oleh satu detasemen Laskar Cina yang didatangkan dari
Pernah juga Patih Notokusumo, seseorang yang lebih senior dari Pringgalaya, secara diam-diam dia memerintahkan semua pengikutnya untuk bergabung dengan pasukan Tionghoa dan pemberontak lainnya untuk menyerang kompeni di
Setelah Salatiga jatuh ketangan RM.Garendi, dengan mudah mereka merebut benteng kompeni di Kartasura dibawah Van Hohendorf.
Pada tanggal 19 Juni 1742 serangan besar-besaran juga akan dilancarkan ke
Pasukan gabungan dari RM.Garendi atau Sunan Kuning terus melakukan perlawanan pada kompeni di seluruh wilayah Jawa Tengah. RM.Said bersama laskar Cina yang berkekuatan 800 orang bertempur melawan pasukan kompeni dibawah Kapten Mom di Welahan pada tanggal 24 Agustus 1742, namun karena kekuatan persenjataan yang tak seimbang terpaksa mundur. Sebagian diantaranya membuat pertahanan di Salatiga dan memasang barikade di Kali Tuntang hingga pasukan kompeni dibawah Hohendorf gagal menembus barikade ini.
Artikel yang bersumber dari buku Babad Keraton dalam bentuk tembang dengan huruf Jawa yang aslinya disimpan di British Library London dan telah disalin dalam huruf Latin oleh Drs. I.W. Pantja Sunyata, Drs. Ignatius Supriyanto dan Prof. Dr. J.J. Ras ini benar-benar menunjukkan bahwa Salatiga mempunyai peran penting dalam perjuangan bangsa Indonesa melawan penjajah. Dengan demikian peninggalan-peninggalan bersejarah itu perlu dilestarikan, karena selain berharga bagi warga Salatiga, juga berharga bagi bangsa
Redaksi
3 komentar:
Mengapa tidak diupayakan penyalinan naskah tersebut sesuai dengan bahasa aslinya (Jawa), agar dapat dijadikan referensi bagi para pemerhati sejarah dan budaya bangsa? -Eko Witono-
mantab
Tempat Makan enak di Salatiga
Posting Komentar